Belitung (ANTARA) - Gereja Katolik Paroki Regina Pacis Tanjungpandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menggelar kegiatan doa bersama untuk Paus Fransiskus yang meninggal dunia di usia 88 tahun.
"Kami melaksanakan doa bersama bagi keselamatan arwah Bapa Paus Fransiskus," kata Sekretaris Pipa Paroki Regina Pacis Tanjungpandan, Yohannes Djohan Wijaya di Tanjungpandan, Selasa.
Menurut dia, kegiatan doa bersama dimulai pukul 18.00 WIB dan dipimpin langsung oleh Pastor Paroki Katolik Regina Pacis Tanjungpandan RD Fransiskus Paskalis didampingi oleh Asisten Pastor RD Gonzales Kun.
Ia mengatakan kegiatan doa bersama ini diikuti oleh ratusan umat Katolik yang berasal dari komunitas-komunitas basis Gerejawi.
"Kami berkumpul bersama untuk mengadakan doa bagi keselamatan arwah Bapa Paus Fransiskus," ujarnya.
Dia menyampaikan bahwa Paus Fransiskus adalah Paus Gereja Katolik ke-266 yang terpilih pada Konklaf Kepausan 2013. Sebelumnya, Paus berkebangsaan Argentina ini merupakan Uskup Agung Buenos Aires.
Paus Fransiskus memiliki nama asli Jorge Mario Bergoglio, lahir di Buenos Aires pada tanggal 17 Desember 1936.
Ayahnya adalah Mario seorang imigran Italia yang bekerja sebagai akuntan di perkeretaapian. Ibunya adalah Regina Sivori
seorang istri yang berdedikasi tinggi membesarkan kelima anak mereka.
"Paus Fransiskus memilih jalan imamat dengan masuk Seminari Tinggi Keuskupan Villa Devoto, dan pada 11 Maret 1958 masuk novisiat Serikat Yesus. Paus Fransiskus ditahbiskan sebagai imam oleh Uskup Agung Ramón José Castellano pada 13 Desember 1969," katanya.
Djohan menambahkan, seluruh hidup Paus Fransiskus telah didedikasikan untuk melayani Tuhan dan Gereja-Nya.
Selain itu, lanjut dia, Paus Fransiskus mengajarkan kuntuk menghayati nilai-nilai Injil dengan kesetiaan, keberanian, dan kasih universal, terutama yang berpihak pada mereka yang paling miskin dan terpinggirkan.
Paus Fransiskus uga telah memberikan teladan yang sederhana, sangat memanusiakan manusia, penuh kasih, dan mengecam adanya peperangan dan konflik.
"Pesan tersebut bisa tertanam di dalam jiwa umat Katolik seluruh dunia. Sehingga umat manusia bisa hidup penuh suka cita tanpa konflik, perang, dan perbedaan status sosial," ujarnya.