Sungailiat (ANTARA) - Gubernur Provinsi Bangka Belitung (Babel) Hidayat Arsani mengatakan penanganan atau pengerukan muara Air Kantong Sungailiat Bangka akibat pendangkalan pasir harus dilakukan secara terpadu.
"Penanganan muara Air Kantong akibat pendangkalan pasir yang sudah terjadi cukup lama harus dilakukan terpadu dengan melibatkan PT Timah dan pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) pasir di kawasan itu," kata Hidayat Arsani saat meninjau langsung ke muara Air Kantong Sungailiat, Senin.
Dia mengakui perlunya melibatkan berbagai pihak dalam penanganan pendangkalan di muara itu karena keterbatasan anggaran pemerintah daerah.
"Saya harus jujur, tidak ada anggaran yang disediakan oleh pemerintah daerah untuk penanganan pengerukan muara," jelas dia.
Dia optimis, penanganan pendangkalan muara dapat segera diselesaikan dengan komitmen bersama untuk kepentingan masyarakat.
"Tindakan yang saya lakukan dengan melibatkan perusahaan PT Timah dan pemegang IUP tambang pasir sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah daerah kepada masyarakat," ujarnya.
Terdata lebih dari 500 kapal penangkapan ikan yang memanfaatkan alur muara Air Kantong sebagai pintu keluar masuk baik dari dermaga Pelabuhan Perikanan Nusantara maupun sebaliknya.
"Dengan kondisi muara yang dangkal, kapal nelayan untuk dapat melalui alur muara tersebut harus menunggu air pasang atau dengan ketinggian air tertentu untuk memastikan kapal penangkapan ikan dapat melewati," kata Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Bangka Belitung, Ridwan.
Bahkan, ada beberapa kapal nelayan yang terbalik karena kapal yang membawa muatan ikan hasil tangkapan dari laut menabrak tumpukan pasir.