Jakarta (ANTARA) - Pelatih Kepala Botafogo Renato Paiva menyebut kemenangan mengejutkan timnya atas Paris Saint-Germain di Piala Dunia Antarklub sebagai buah dari permainan kolektif, yang disebutnya sebagai racun yang sama yang digunakan oleh PSG.
“Kami membunuh PSG dengan racun mereka sendiri,” kata Paiva dikutip dari laman FIFA di Jakarta, Jumat.
“Yaitu dengan menjadi tim yang hebat, bermain bersama, bertahan bersama, dan menyerang bersama. Itulah rahasia besar PSG selama ini. Dan hari ini, kami menggunakan rahasia itu untuk mengalahkan mereka.”
Dalam pertandingan yang berakhir dengan kemenangan tipis 1-0, Botafogo tak hanya mematahkan prediksi, tetapi juga memberikan pelajaran penting soal permainan kolektif di tengah dominasi individu di panggung sepak bola dunia.
Kapten Botafogo Marlon Freitas turut menegaskan bahwa tekad dan kepercayaan tim menjadi faktor utama dalam keberhasilan tersebut.
“Mungkin bagi banyak orang kami hanya punya satu persen peluang. Tapi bagi kami, satu persen itu sangat berarti,” kata Freitas.
“Kisah ini belum selesai, kami harus terus menulisnya.”
Paiva menambahkan, kemenangan ini bukan hanya untuk Botafogo, tetapi juga untuk semua pelatih dan pemain Brasil yang terus berjuang mengangkat kembali nama besar sepak bola negeri samba.
Klub wakil Brasil Botafogo membuat kejutan besar di ajang Piala Dunia Antarklub 2025 dengan menaklukkan juara Liga Champions Paris Saint-Germain (PSG), dengan skor tipis 1-0 dalam laga kedua Grup B yang digelar di Pasadena California, Jumat WIB.
Gol semata wayang Botafogo dicetak oleh striker muda Igor Jesus pada menit ke-36 melalui aksi individu gemilang yang tak mampu dibendung lini belakang PSG.
Gol tersebut sekaligus mengakhiri rentetan 12 gol tanpa kebobolan yang dibukukan PSG dalam tiga laga terakhir mereka di Piala Prancis, final Liga Champions, dan laga pembuka Piala Dunia Antarklub.