Pangkalpinang (ANTARA) - Kepala Badan Pusat Statistik Republik Indonesia Amalia Adininggar Widyasanti mendorong Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung membangun industri pengolahan timah, guna memperkuat perekonomian nasional khususnya daerah itu secara berkelanjutan.
"Kita tidak boleh berpuas diri dengan potensi pertambangan yang luar biasa ini, tetapi harus juga diolah menjadi produk hilir agar perekonomian daerah ini semakin tangguh," kata Amalia Adininggar Widyasanti di Pangkalpinang, Kamis.
Ia mengatakan perekonomian suatu negara menjadi kokoh pasti ekonominya berbasis industri pengolahan, karena industri ini bisa menciptakan lapangan pekerjaan berkualitas, memberikan pendapatan daerah tinggi, meningkatkan nilai produk dan juga memastikan peningkatan produktivitas di dalam perekonomian negara tersebut.
"Kalau kita belajar dari negara lain, bagaimana negara tersebut menjadi maju pasti negara tersebut berbasis pada industri pengolahan," katanya.
Menurut dia, jika Kepulauan Babel hanya berpuas saja disektor pertambangan bijih timah ini tanpa ada industri pengolahan maka berpotensi menjadi daerah berekonomi ekstraktif atau suatu negara atau daerah hanya puas dengan hasil sumber daya alam dan kemudian suatu saat akan hilang, karena tidak pernah diolah.
"Dulu Indonesia terkenal produksi teh di dunia namun kemudian teh kita tidak pernah lagi didengar di pasar global," katanya.
Ia menyatakan teh Indonesia ini merupakan salah satu fenomena ekonomi ekstraktif ini, dimana kita hanya puas menjual teh dalam bentuk bahan baku saja tanpa ada pengolahan dan akhirnya hilang di pasar global.
"Sekarang ini perkebunan teh di Indonesia semakin menurun dan inilah contoh-contoh bagaimana dulu komoditas rempah-rempah di Indonesia terkenal di pasar dunia, namun karena kita hanya menjual dalam bentuk non-olahan dan suatu saat komoditas itu akan hilang," katanya.
Oleh karena itu, diharapkan Babel tidak berpuas dengan enaknya sumber daya alam yang ada ini tetapi bagaimana memikirkan bagaimana pentingnya hilirisasi, industri pengolahan untuk memastikan ekonomi Kepulauan Babel menjadi tangguh di masa depan," demikian Amalia Adininggar Widyasanti.
