Koba, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) University dalam mengembangkan pengolahan hasil tangkapan ikan menjadi produk pangan instan bergizi, untuk mendukung program ekonomi biru dan ketahanan pangan lokal.
“Bangka Tengah memiliki potensi besar di sektor perikanan, karena itu kami menggandeng IPB untuk mengembangkan produk hilir perikanan,” kata Wakil Bupati Bangka Tengah Efrianda saat membuka kegiatan bertajuk Blue Food Instan Bergizi dalam Mendukung Ekonomi Biru dan Swasembada Pangan Lokal di Gedung Diklat BKPSDMD Bangka Tengah, Senin.
Ia menyebutkan pada 2023 produksi tangkap laut daerah itu mencapai 30.683,40 ton dengan komoditas unggulan antara lain cumi, udang, ikan teri, ikan selar, ikan tenggiri, dan ikan manyung.
Namun, lanjut Efrianda, potensi tersebut belum termanfaatkan secara maksimal. Pada musim tangkap Agustus hingga November, sekitar 500 kilogram ikan teri per unit pengolahan ikan terbuang sia-sia karena harga dapat turun hingga Rp2.000 per kilogram. Kondisi serupa juga dialami oleh ikan tembang dan ikan selar.
“Melalui program ini, kami berharap hasil tangkapan yang sering terbuang dapat diolah menjadi produk bernilai jual tinggi dan lebih diterima pasar,” ujarnya.
Program bersama IPB University tersebut juga menekankan pada pemanfaatan teknologi pengolahan serta fortifikasi nutrisi untuk menghasilkan pangan instan berbasis ikan yang sehat, terjangkau, dan berkelanjutan.
Selain mendorong peningkatan nilai tambah sektor perikanan, kerja sama ini juga diharapkan mampu membuka peluang usaha baru bagi pelaku UMKM lokal. Dengan demikian, manfaat ekonomi biru tidak hanya dirasakan nelayan tetapi juga masyarakat luas.
Pemkab Bangka Tengah menargetkan produk olahan berbasis ikan ini dapat menjadi ikon daerah sekaligus memperkuat branding pangan lokal di pasar nasional.
“Kami optimistis Bangka Tengah bisa menjadi contoh pengembangan ekonomi biru yang berkelanjutan,” kata Efrianda.
