Pangkalpinang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung akan mendatangkan teknologi pertanian dari China guna meningkatkan produksi pertanian, khususnya padi petani di daerah itu.
"Kita tidak hanya mendatangkan teknologi pertanian saja tetapi juga lembaga pendidikan dan peneliti dari China," kata Gubernur Kepulauan Babel Hidayat Arsani di Pangkalpinang, Selasa.
Ia mengatakan langkah mendatangkan teknologi pertanian, lembaga pendidikan dan peneliti dari China ini merupakan sebagai upaya Pemprov Kepulauan Bangka Belitung dalam memaksimalkan pengelolaan lahan pertanian di daerah ini.
"Saat ini baru 35 persen dari lahan pertanian di Kepulauan Babel yang dikelola maksimal, sementara sisa tidak terkelola dengan baik," katanya.
Ia menyatakan saat ini Pemprov Kepulauan Babel bersama Chongqing San Feng Environment Co.Ltd perusahaan dari China ini sedang menjajaki kerja sama investasi teknologi dan sumber daya mutakhir yang mampu membantu daerah Babel agar dapat memproduksi sawah lebih banyak dan efisien.
"Semoga apa yang kita harapkan dapat terimplementasi dengan baik. Nanti tiga minggu lagi tinggal kita tanda tangani MoU nya. Saya juga berharap ke depan kita bisa surplus beras bahkan mengekspor ke daerah lain,” katanya.
Mr Lu Kefeng dari Chongqing San Feng Environment Co.Ltd menambahkan lembaga pendidikan dan penelitian China akan meneliti supaya kita produktivitasnya bisa menaikkan produksi dengan tenaga kerja yang lebih efisien.
Teknologi ini dapat mendeteksi gejala hama dengan metode smart farming. Bahkan sebelum menyerang tanaman, hama ini dapat lebih dulu dicegah. Sehingga, permasalahan gagal panen akibat hama dapat teratasi.
"Kita telah berhasil melakukan pertanian di tanah yang mengandung garam. Dengan demikian lahan payau di Babel dapat kembali dimanfaatkan menjadi lahan produktif," kata Mr Lu melalui penerjemahnya.
