Koba, Babel, (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mengembangkan pertanian berbasis teknologi digital (digital farming).
"Ini inovasi terbaru dalam meningkatkan produksi komoditas unggulan, terutama tanaman hortikultura berupa cabai dan bawang," kata Bupati Bangka Tengah, Algafry Rahman di Koba, Rabu.
Ia menjelaskan, digital farming merupakan konsep pengelolaan pertanian dengan memanfaatkan bantuan teknologi berbasis digital. "Kami menggandeng Bank Indonesia (BI) dalam merealisasikan program digital farming karena sejalan dengan program sosial Bank Indonesia (PSBI)," kata Bupati.
Bupati mengatakan, pertanian sistem digital farming bisa mendorong produksi komoditas hortikultura. "Implementasi teknologi ini menggunakan aplikasi android yang terhubung dengan alat sensor cuaca dan tanah yang dapat memonitor kondisi tanah dan cuaca terkini," katanya.
Dengan prediksi cuaca yang akurat, kata Bupati, petani dapat menentukan jadwal tanam, mengukur kebutuhan tanam hingga menentukan komoditas terbaik yang akan dibudidayakan.
"Aplikasi tersebut dapat memberikan notifikasi kondisi terkini mengenai tanah dan cuaca, sehingga petani dapat menentukan teknik budidaya yang tepat," katanya.
Kepala Dinas Pertanian Bangka Tengah, Sajidin mengatakan sudah menyiapkan lahan seluas 10 hektare lahan untuk percontohan pelaksanaan program digital farming.
"Kami siapkan lahan percontohan untuk pertanian sistem digital, khususnya cabai dan bawang merah," katanya.
Sajidin mengatakan, saat ini luas lahan tanaman hortikultura jenis cabai merah mencapai 77,85 hektare dengan produksi 704,54 ton. "Sedangkan luas tanaman bawang merah mencapai 25 hektare dengan produksi rata-rata 7,3 ton per hektare," katanya.