Anggota Dewan Pertimbangan Presiden KH Hasyim Muzadi meninggal dunia.
Kabar duka itu disampaikan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
"Telah wafat KH. Hasyim Muzadi pagi ini. Mari doakan almarhum
diampuni kesalahannya, diterima amal baiknya, berada di sisiNya.
Al-faatihah," tulis Lukman di akun Twitternya, Kamis (16/3/2017).
Usai mengabarkan berita duka tersebut, Menag Lukman lantas dimintai
penjelasannya perihal bekas Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
(PBNU) periode 1999-2004 dan 2004-2009, KH Ahmad Hasyim Muzadi yang
telah kembali ke pangkuan Ilahi itu.
"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Kullu nafsin dzaiqotul maut.
Lahu ma akhodz wa lahu ma atho. Telah meninggal dunia KH Ahmad Hasyim
Muzadi, ghafarallahu lahu, pada pagi ini, hari Kamis, 16 maret 2017 pada
pukul 6.15 wib," ujar Ustaz Yusron Shidqi, putra almarhum, lewat pesan
yang berdar di media sosial.
Rencananya, jenazah akan diberangkatkan ke Pesantren Al Hikam
Depok dari Malang, Jawa Timur, pada setelah dzuhur hari ini. Lantas,
akan disalatkan di Masjid Al Hikam setibanya di pesantren, kata Yusron
Shidqi.
Ucapan dukacita atas wafatnya Hasyim Muzadi juga disampaikan
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ahmad Mustofa Bisri
atau Gus Mus.
"Inna liLlahi wainna ilaiHi rojiun. Kita kehilangan lagi seorang
tokoh, mantan Ketum PBNU, KH. Hasyim Muzadi. Semoga husnul Khotimah,"
ungkap Gus Mus juga di akun Twitternya.
"Innalillahi wainnalillahi rajiun. Turut berduka cita yg
sedalam-dalamnya atas wafatnya KH Hasyim Muzadi. Semoga almarhum husnul
khotimah," ungkap Triawan, Kepala Badan Ekonomi Kreatif yang juga
menyampaikan berita duka tersebut.
Sehari sebelumnya, Presiden Jokowi bersama Ibu Negara Iriana
menjenguk Hasyim Muzadi di kediamannya, Kompleks Pondok Pesantren Al
Hikam, Malang, Jawa Timur. Jokowi menginstruksikan tim dokter
kepresidenan membantu penanganan medis anggota Dewan Pertimbangan
Presiden (Watimpres) itu.
Jokowi tiba di Pondok Pesantren Al Hikam Malang sekitar pukul
10.00 WIB. Tampak putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep, ikut dalam
mobil rombongan. Selain itu, terlihat pula Menteri Sekretaris Negara
Pratikno dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo.
Rombongan Jokowi hampir 45 menit berada di kediaman mantan Ketua
Umum PBNU, yang jatuh sakit sejak awal Januari 2017 itu. Jokowi
menjelaskan bagaimana kondisi terakhir Hasyim Muzadi, termasuk apakah
sudah bisa berkomunikasi langsung dengan kiai atau tidak.
Kyai Haji Ahmad Hasyim Muzadi (lahir di Bangilan, Tuban, 8 Agustus
1944) adalah seorang tokoh Islam Indonesia dan mantan ketua umum
Nahdlatul Ulama yang menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan
Presiden sejak 19 Januari 2015. Ia juga pernah menjadi pengasuh Pondok
Pesantren Al-Hikam di Malang, Jawa Timur, sebelumnya dia sempat mengeyam
pendidikan di Pondok Pesantren Modern Darussalam gontor (1956 - 1962).
Hasyim muda menempuh jalur pendidikan dasarnya di Madrasah
Ibtidaiyah di Tuban pada tahun 1950, dan menuntaskan pendidikannya
tingginya di Institut Agama Islam Negeri Malang, Jawa Timur pada tahun
1969.
Kiprah organisasinya mulai dikenal ketika pada tahun 1992 ia
terpilih menjadi Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur yang
terbukti mampu menjadi batu loncatan bagi Hasyim untuk menjadi Ketua
PBNU pada tahun 1999. Tercatat, suami dari Hj. Muthomimah ini pernah
menjadi anggota DPRD Tingkat I Jawa Timur pada tahun 1986, yang ketika
itu masih bernaung di bawah Partai Persatuan Pembangunan.
Muzadi telah disebut-sebut sebagai pendamping Megawati
Soekarnoputri dalam pemilihan presiden Indonesia seawal November 2003.
Ia resmi maju bersama Megawati pada 6 Mei 2004. Dalam pemilihan umum
Presiden Indonesia 2004, Megawati dan Muzadi meraih 26.2 persen suara di
putaran pertama, tetapi kalah dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono
dan Jusuf Kalla di putaran kedua.
Petuah KH Hasyim
Semasa masih sehat, penulis pernah satu pesawat dengan KH Hasyim Muzadi
sepulang dari Situbondo, Jawa Timur. Dengan gayanya yang santai, tanpa
pengawalan dan pendamping seperti kebanyakan birokrat yang pulang dinas
dari luar kota, Hasyim berjalan beriringan dengan penulis.
Kebetulan saat itu tengah ramainya berita korupsi, khususnya yang
berkaitan dengan penyalahgunaan dana haji. Penulis bertanya kepada kiyai
dalam suasana santai.
Berikut petikannya,
Penulis: "Pak kiai pernah kah nasihati pejabat Kemenag terkait penggunaan dana haji?"
KH Hasyim: "Mulut rasanya sudah berbusa, nasihat jalan terus."
Penulis: "Lalu, kelanjutannya?"
KH Hasyim: "Nggak dipakai nasihatnya. Resiko menghadapi aparat penegak hukum."
KH Hasyim melanjutkan: "Di Kemenag itu ada uang rakyat dan uang tuhan.
Uang rakyat berasal dari APBN. Uang tuhan adalah uang umat yang
dititipkan untuk penyelenggaraan haji. Jangan coba disalahgunakan."
Dalam berbagai kesempatan ia pun mengingatkan hal itu di tempat
lain. Katanya, semua pihak yang terkait dalam pengelolaan keuangan haji,
jangan sekali-kali mempermainkan uang haji. Uang haji yang disetorkan
jamaah calon haji ada yang masuk ke rekening perbankan syariah milik
swasta dan pemerintah.
"Dalam penyelenggaraan haji ada uang tuhan dan uang negara. Beda
dengan kementerian lainnya, cuma ada uang negara. Di sana tidak ada uang
tuhan. Tapi di kementerian agama ada uang tuhan. Kalau itu diutak-atik
maka akan menjadi bahaya besar bagi kelangsungan perikehidupan kita
berbangsa dan bernegara," kata Hasyim Muzadi saat menjadi nara sumber
di kegiatan pembekalan petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH)
Arab Saudi di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur.
Uang haji, sambung dia, termasuk uang yatim, uang zakat, pahalanya
langsung diganjar kontan oleh Allah Swt. "Maka, hati hatilah menggunakan
uang ini," tegas anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) ini.
Sosok yang akrab disapa Kiai Hasyim ini juga meminta pengelolaan
uang haji, jangan sampai gegabah, "Harus amanah, profesional, digunakan
berlandaskan prinsip-syariat Islam dan untuk kepentingan umat Islam,"
pungkasnya.
Ketika KH Hasyim menjabat wakil amirul haj (2010), penulis ingat
betul pesan beliau pada khotbah wukuf di Padang Arafah. Saat itu ia
mengangat tema khutbah prihal bencana yang tengah melanda Tanah Air.
Disebutnya, Bangsa Indonesia tidak perlu saling menyalahkan siapa
pun dalam masalah bencana yang berturut-turut terjadi di tanah air,
karena untuk memperbaikinya harus datang dari diri sendiri yang terwujud
dalam kesadaran kolektif, kata KH Hasyim Muzadi.
"Kita tak bisa menentukan, mengapa bencana itu terjadi, tetapi
yang terbaik mengacu kepada Al Quran dan hadis," ujarnya selaku naib
atau wakil Amirul Haj pada khutbah wukuf di Arafah, Senin.
Ia menjelaskan, jika ditelaah berdasarkan ajaran Islam, maka akan
dijumpai beberapa hal dari bencana tersebut. Yaitu, bencana yang
semata-mata dari Allah, bencana karena ulah manusia dalam memperlakukan
alam, bencana sosial yang disebabkan hilangnya amanah keadilan,
kemakmuran bersama dan keteladanan.
"Termasuk bencana yang disebabkan hilangnya moralitas sehingga
melanggar harkat kemanusiaan yang wajar, kemudian mendapatkan kemurkaan
Allah," katanya.
Ia berharap semua pihak dapat meraba kenyataan tersebut melalui nurani, sehingga dapat melakukan introspeksi (mahasabah), menangkap isyarat dari gejala sosial dan alam.
Sebelumnya ia mengajak agar banyaknya bencana alam di Indonesia,
baik bencana sosial maupun alam, agar dimohonkan kepada Allah sehingga
negara diselamatkan Allah dari bencana dan kerusakan yang lain. Doa yang
dikabulkan Allah, di samping karena tempat dan waktunya di tanah suci,
juga dipengaruhi oleh tindakan dan tingkah laku diri sendiri.
Penampilan kiai kharismatis ini sempat menarik perhatian publik
melalui nasihatnya yang sangat mendalam. Utamanya ketika KH Hasyim
tampil pada acara Indonesia Lawyer Club (ILC). Tuan rumah dari TV One
Karni Ilyas menghadirkan KH Hasyim Muzadi pada diskusi Kanjing Dimas
Taat Pribadi yang saat itu ramai dibicarakan publik karena memiliki
karomah dapat menggandakan uang.
KiaiHasyim diberi kesempatan
terakhir berbicara dan ia sekaligus sebagai penutup, atau "gong" dari
kesimpulan diskusi bersangkutan. Pesan beliau, agar umat tak mudah
terkecoh dengan penipuan beraroma agama. Kedepankan rasionalitas, iman
dan takwa.
Jika Kanjeng Dimas bisa menggandakan uang, kenapa memakai orang
lain, kata Hasyim mengajak berfikir umat. Fenomena ingin kaya dengan
cara menggandakan uang semata karena tamak atau rakus dari manusia itu
sendiri. Ini harus dihindari.
Pesan Almarhum KH Hasyim Muzadi: "Jangan Salahgunakan Uang Tuhan"
Kamis, 16 Maret 2017 9:56 WIB
Telah wafat KH. Hasyim Muzadi pagi ini. Mari doakan almarhum diampuni kesalahannya, diterima amal baiknya, berada di sisiNya. Al-faatihah,