Beijing (Antara Babel) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan merasa
senang dan bahagia karena umat Warga Negara Indonesia (WNI), termasuk
umat Muslim, di China diperhatikan dan diperlakukan secara baik oleh
pemerintah setempat.
"Yang pertama saya sangat senang dan bahagia bahwa umat Muslim
Indonesia yang berada di Tiongkok ini sangat didukung dan diberikan
ruang yang sangat baik oleh Pemerintah Tiongkok," ujar Presiden setelah
bertemu Presiden Asosiasi Muslim Republik Rakyat China (RRC) Yang Faming
di Kompleks Masjid Niujie, Beijing, Minggu.
Dalam pertemuan tertutup itu, Presiden Jokowi merasa terkejut
setelah mendapatkan informasi bahwa umat Islam yang ada di daratan
Tiongkok tersebut mencapai angka 23 juta jiwa dengan jumlah masjid di
Beijing ada 70 dan di seluruh daratan Tiongkok sebanyak 23.000.
"Terus terang saya baru tahu dan sangat kaget karena ini jumlah
yang saya kira tidak sedikit," kata Presiden, yang mengenakan setelan
jas lengkap dan berpeci hitam.
Relasi budaya Islam antara Indonesia dengan China, menurut Presiden, sudah berlangsung sejak abad ke-15.
Pada
abad itu Muslim Tiongkok datang ke Indonesia untuk berdagang dan mereka
mendarat di Jawa, seperti di Lasem, Jawa Tengah (Jateng) dan di
Palembang, Sumatera Selatan, kata Presiden, setelah mendapatkan
penjelasan dari Yang Faming dan Imam Masjid Niujie Ali Yang Gunjun.
Dalam kesempatan tersebut Presiden Jokowi menyampaikan salam
takzimnya kepada seluruh umat Islam yang ada di daratan Tiongkok.
"Tadi melalui Bapak Imam dan Bapak Ketua, saya sampaikan salam saya untuk umat Islam di Tiongkok," kata Presiden.
Presiden Jokowi dan rombongan tiba di Kompleks Masjid Niujie sekira pukul 11.00 waktu setempat (10.00 WIB).
Begitu memasuki kompleks masjid yang dibangun pada 996 Masehi itu,
Presiden Jokowi mengambil air wudhu untuk menunaikan shalat sunnah
tahiyyatul masjid dua rakaat.
Kemudian, Presiden mendengarkan penjelasan mengenai sejarah
didirikannya masjid terbesar di Beijing itu dari Ali Yang Gunjin, yang
sehari-hari juga bertindak selaku imam masjid.
Presiden Jokowi kemudian memberikan Kaligrafi Arab, Mushaf Alquran
berasal dari Indonesia, kopiah hitam dan sarung kepada Imam Ali sebagai
cendera mata khas Nusantara.
Sebaliknya, Imam Ali memberikan kenang-kenangan berupa Kaligrafi
Arab bertuliskan kalimat tauhid lengkap dengan terjemahan bahasa
Mandarin dan buku mengenai perjalanan Islam di China.
Setelah itu, Presiden Jokowi menyempatkan diri menziarahi makam
pendiri dan imam Masjid Niujie, Syekh Ali Imaduddin dan Syekh Ahmad
Alburthoni.
Di depan pusara kedua syekh yang berada di sudut kompleks masjid
itu, Presiden Jokowi didampingi imam membaca doa ziarah kubur selama
beberapa menit.
Selama kunjungan di masjid yang didominasi gaya arsitektur China
kuno tersebut, Presiden Jokowi didampingi sejumlah menteri Kabinet
Kerja, di antaranya Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Menteri
Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, dan
Duta Besar RI untuk Tiongkok Soegeng Rahardjo.
Dalam kunjungan itu Presiden Jokowi juga menyalami beberapa WNI
yang tinggal di Beijing, baik untuk keperluan kerja maupun sekolah.
Kunjungan itu dilakukan di sela-sela menghadiri Konperensi Tingkat
Tinggi (KTT) Jalur Sutera dan Sabuk Maritim Baru untuk Kerja Sama
Internasional (Belt and Road Forum).