Lubukbasung (Antara Babel) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
menyatakan dari 34 spesies ikan asli Danau Maninjau, Kabupaten Agam,
Sumatera Barat, yang masih bertahan hidup hingga saat ini tinggal 14
spesies, sedangkan 20 jenis lagi sudah mengalami kepunahan.
"Ke-14 spesies ikan yang masih bertahan itu jenis rinuak, bada,
gupareh, asang, nila, mas, gabus, lobster dan lainnya," kata Kepala Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Loka Alih Teknologi Penyehatan Danau LIPI, Jojo
Sudarso di Lubukbasung, Jumat.
Ia menerangkan ke-20 spesies ikan lainnya seperti jenis betok,
sidat, cide-cide dan lainnya sudah punah atau tidak ditemukan lagi di
perairan Danau Maninjau.
Punahnya ikan asli danau itu akibat penangkapan ikan secara
belebihan yang dilakukan nelayan, dan juga pencemaran serta dimangsa
ikan lain.
"Ikan nila, patin dan dan gabus merupakan predaktor ikan dengan ukuran kecil," katanya.
Agar ke 14 spesies ikan ini tidak benar-benar punah, UPT Loka Alih
Teknologi Penyehatan Danau LIPI telah mencoba membudidayakan jenis ikan
asang, bada, rinuak dan gupareh.
Akan ditebar jenis ikan asang sebanyak 40 ribu ekor, bada 100 ribu ekor, gupareh 500 ekor dan rinuak sebanyak 250 ekor.
"Bibit ikan ini akan dilepas ke Danau Maninjau dalam waktu dekat.
Ini merupakan program kita pada "Save Danau Maninjau" yang digagas
Pemkab Agam," katanya.
Selain membudidaya ikan asli danau, pihaknya juga membuat zona
konservasi perikanan, mengimbau nelayan untuk tidak menangkap ikan asli
danau di sekitar sumber air, dan tidak menggunakan racun.
Danau Maninjau dengan luas sekitar 9.737,5 hektare yang terletak di
Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, dengan kondisi tercemar berat
akibat pakan ikan dan limbah rumah tangga.
Dengan kondisi ini, katanya, terjadi sebanyak 11 kali kematian ikan
keramba jaring apung secara mendadak dengan jumlah sekitar ribuan ton
selama 2016.
Untuk mengatasi ini, pemerintah harus mengatur jumlah keramba
jaring apung untuk mengatasi pencemaran danau akibat limbah pakan ikan.
Selain itu, limbah rumah tangga harus diolah dulu sebelum masuk ke
danau dan petani menggunakan pupuk ramah lingkungan untuk padi dan
tanaman lain.
"Kita optimistis kondisi air danau akan kembali pulih apabila ada
kemauan dari masyarakat untuk mengurangi jumlah keramba dari 23.000 unit
menjadi 6.000 unit, tidak memasukkan limbah rumah tangga ke danau,"
katanya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Agam, Yulnasri mengatakan Pemkab Agam
telah melibatkan seluruh organisasi perangkat daerah untuk
menyelamatkan danau dari pencemaran dan telah membentuk tim satuan tugas
untuk membersihkan danau.
Lalu melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang kondisi danau
dan menyamakan persepsi antar masyarakat tentang keadaan danau.
"Setiap hari satgas tersebut mampu mengeluarkan enceng gondok dari
dalam danau sebanyak dua kontainer atau sekitar 10 meter kubik.
Sosialisasi telah dilaksanakan di setiap nagari atau desa adat,"
katanya.
Berita Terkait
Babel kemarin, pelihara ikan cegah DBD hingga bantuan sembako dari Muhammadiyah
25 November 2024 05:38
Dinkes mengimbau warga Babel pelihara ikan pemakan jentik cegah kasus DBD
24 November 2024 12:23
Babel kemarin, makan gratis menu ikan hingga simualsi hitung cepat Pilkada 2024
22 November 2024 05:21
Dinas Perikanan Bangka bagikan ikan hias untuk anak TK
21 November 2024 14:22
1.000 pelajar di Bangka peroleh makanan gratis menu ikan
21 November 2024 13:59
Dinas Perikanan Bangka edukasi anak terkait ikan hias
8 November 2024 21:29
Dinas Perikanan Bangka rancang bagikan ikan hias
8 November 2024 18:55
Terjatuh ke laut saat mencari ikan, nelayan di Belitung ditemukan meninggal dunia
6 November 2024 19:05