Surabaya (Antara Babel) - Hasil panen benih wortel asal China di Gudang
Romokalisari Surabaya yang Minggu (20/8) lalu digerebek Tim Badan
Reserse Kriminal Kepolisian Republik Indonesia (Bareskrim Polri) tidak
melalui proses karantina, kata pejabat Balai Besar Karantina Pertanian
(BBKP).
Kepala BBKP Surabaya Musyaffak Fauzi kepada wartawan di Surabaya,
Rabu, mengatakan pihaknya turut diajak berkoordinasi oleh Bareskrim
Polri, khususnya untuk menelusuri asal muasal kedatangan benih wortel
impor ini.
Dari hasil koordinasi bersama Tim Bareskrim Polri, dia mengungkap,
benih wortel asal China tersebut selama ini diselundupkan melalui
Bandara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo, yang tentunya tanpa
melalui proses perysaratan karantina, dan lolos dari pemeriksaan Kantor
Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean Juanda
Sidoarjo.
Penyelundupnya diketahui berinisial NF, seorang warga Tulungagung, Jawa Timur, yang telah lama tinggal di China.
"NF membawa benih wortel dari China ke Surabaya sebanyak dua kali,
semuanya melalui Bandara Internasional Juanda, yaitu pada bulan April
dan Mei 2017," katanya.
Musyafak mengatakan, terungkapnya benih wortel ilegal itu berawal
dari laporan sejumlah petani di Malang kepada Tim Satgas Pangan
Bareskrim Polri.
"Hasil panen wortel yang disimpan di Gudang Romokalisari yang
digerebek oleh Tim Satgas Pangan Mabes Polri itu berasal dari benih
wortel yang ditanam di Wonosobo, Jawa Tengah. Informasinya sempat dicoba
ditanam di Batu, Malang, tapi tidak berhasil dan lahannya sekarang
ditanami bawang," ucapnya.
Gudang Romokalisari Surabaya yang digerebek Tim Bareskrim Polri,
lanjut Musyafak, disewa oleh tersangka berinisial S, yang merupakan
pemilik dari dua karung wortel, satu kotak bibit dan wortel, serta satu
pak wortel yang siap diedarkan, yang kini semuanya telah diamankan
polisi sebagai barang bukti.
Seluruh barang bukti tersebut, lanjut Musyafak, telah dibawa ke
Markas Bareskrim Polri di Jakarta untuk dilakukan pengujian oleh Badan
Pengawas Obat dan Makanan, Kementerian Pertanian, Dinas Kesehatan, serta
Laboratorium Institut Pertanian Bogor dan dan Sucofindo.
Menurut Musyafak, pengujian dilakukan untuk mengetahui kandungan
wortel karena beredar kabar bahwa buah wortel hasil dari benih impor
tersebut bisa memengaruhi perkembangan mental terutama terhadap
anak-anak.
"Sampai sekarang kami masih menunggu hasil dari pengujian laboratorium tersebut," katanya.