Washington (Antara Babel) - Presiden AS Donald Trump pada Senin (2/10) menyebut penembakan massal dalam satu konser di Las Vegas sehingga menewaskan lebih dari 50 orang sebagai "perbuatan kejahatan murni".
Trump menambahkan ia berencana mengunjungi Las Vegas pada Rabu.
"Dalam mengenang korban, saya telah menginstruksikan pengibaran bendera kita setengah tiang," kata Presiden AS itu di dalam pernyataan yang ditayangkan televisi.
"Saya akan mengunjungi Las Vegas pada Rabu untuk bertemu dengan penegak hukum orang yang pertama menanggapi dan keluarga korban," kata Trump, sebagaimana dikutip Xinhua, Selasa pagi.
Pada Senin pagi, Trump menulis di akun Twitternya mengenai "simpati dan belasungkawa paling hangat buat korban dan keluarga korban" penembakan tersebut.
Departemen Keamanan Dalam Negeri AS mengatakan penyelidikan awal sedang dilakukan.
Secara terpisah, kantor berita ISIS, Amaq, pada Senin melaporkan pelaku penembakan massal di Las Vegas "adalah salah satu prajuritnya".
Amaq menyiarkan dua pernyataan singkat; yang pertama mengklaim "pelaku penembakan massal adalah prajurit ISIS", dan yang kedua mengatakan ia "memeluk Agama Islam beberapa bulan lalu".
Amaq menyatakan klaimnya "dilandasi oleh keterangan yang diberikan oleh satu sumber keamanan", tapi kantor berita tersebut tidak memberi bukti untuk mendukung klaimnya.
Sedikitnya 58 orang tewas dan tak kurang dari 515 orang lagi dibawa ke beberapa rumah sakit akibat penembakan massal di satu konser Las Vegas, Negara Bagian Nevada AS, kata polisi pada Senin.
Jumlah korban jiwa membuat penembakan di luar Mandalay Bay Hotel di Las Vegas Trip tersebut jadi yang paling mematikan dalam sejarah AS.
Seorang penembak melepaskan tembakan dari Lantai 32 Mandalay Bay Hotel pada Ahad malam, sekitar pukul 22.08 waktu setempat, kata Sheriff Departemen Polisi Metropolitan Las Vegas (LVMDP) Joseph Lombardo.
Para penyelidik mengatakan mereka telah mengidentifikasi tersangka pelaku penembakan, yang bertindak seorang diri, sebagai Stephen Craig Paddock (64), pria kulit putih dari Mesquite, Negara Bagian Nevada.
Pasukan Swat LVMPD menanggapi seruan, menerobos ke kalam hotel dan menemukan tersangka sudah tewas.
Penembakan yang mengganggu konser mulanya dikira suara petasan. Korban berada di seberang jalan dan sedang menyaksikan konser Route 91 Harvest Festival ketika peluru menyambar.