Kupang (Antara Babel) - Kepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Timur Ardu
Marius Jelamu meminta agar pola kunjungan wisatawan ke Pulau Komodo di
Kabupaten Manggarai Barat, Pulau Flores perlu ditata ulang karena sudah
tidak beraturan.
"Kunjungan wisatawan ke Pulau Komodo memang dikhawatirkan berbagai
pihak termasuk wisatawan asing, karena membeludak dan tidak beraturan
lagi," kata Marius saat dihubungi Antara di Kupang, Rabu.
Ia mengatakan penataan ulang arus kunjungan wisatawan ke Pulau
Komodo itu dikhawatirkan dapat mengganggu ekosistem serta keselamatan
habitat binatang purba raksasa Komodo (varanus kommodoensis).
"Saya sudah membicarakan masalah tersebut dengan otoritas Taman
Nasional Komodo (TNK), termasuk rencana untuk menyurati pihak
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk memperhatikan mekanisme
kunjungan wisatawan ke Pulau Komodo," katanya.
Taman Nasional Komodo (TNK) kini menjadi salah satu destinasi wisata
primadona di Indonesia setelah ditetapkan menjadi salah satu dari tujuh
keajaiban dunia (New7 Wonders).
Marius menjelaskan inti dari rencana untuk menyurati pihak
kementerian tersebut adalah meminta Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan agar segera mengadakan rapat koordinasi dengan Kementerian
Pariwisata dan otoritas TNK untuk mengatur kembali mekanisme kunjungan
wisatawan ke Pulau Komodo.
Marius mengatakan arus kunjungan wisatawan ke Pulau Komodo yang
tidak beraturan itu, sudah dikeluhkan oleh wisatawan internasional
ketika diadakan Komodo Travel Mart beberapa waktu lalu.
"Banyak sekali masukan kepada saya dari turis luar negeri yang
meminta agar arus kunjungan wisatawan ditata kembali, agar tidak
membludak dan tak beraturan seperti yang berlangsung saat ini," katanya.
Ia menambahkan wisatawan internasional mengkhawatirkan membludaknya
arus kunjungan ke Komodo, karena sangat mengganggu ekosistem satwa di
pulau tersebut serta dapat memancing agresifitas binatang tersebut.
"Agresifitas biawak raksasa itu memang sulit ditebak. Namun, yang
dikhawatirkan saat mereka sudah mulai kekurangan binatang pemangsa.
Dalam kondisi seperti ini, para pengunjung bisa menjadi target komodo,"
katanya.
Menurut dia, pola kunjungan wisatawan ke Pulau Komodo perlu diatur
terutama berkaitan dengan waktu serta jumlah pengunjung yang ditata
dalam bentuk rombongan.
Misalnya, kunjungan pertama dari jam sekian sampai ke jam sekian,
kemudian ada jedah waktu baru dilanjutkan dengan kunjungan berikutnya.
Kemudian, jumlah kunjungan wisatawan per hari ke Komodo juga harus
dibatasi agar tidak merusak ekosistem yang ada di Komodo yang menjadi
habitatnya binatang purba langka raksasa itu.
"Bila perlu kunjungan wisatawan dilakukan dengan pola pendaftaran,
sehingga sambil menunggu giliran, wisatawan bisa berkunjung ke destinasi
lainnya yang ada di sekitar Komodo dan Labuan Bajo," katanya
mencontohkan.
Menurut Marius, penataan ulang bagi wisatawan yang hendak berkunjung
ke Pulau Komodo itu semata-mata untuk menjaga kelestarian ekosistem di
pulau itu, agar tidak mengancam keselamatan binatang purba yang langka
itu.
"Kita tentu tidak inginkan agar kondisi satwa komodo yang masuk
dalam keajaiban dunia ini pada akhirnya menjadi stres, jatuh sakit, dan
semakin berkurang akibat banyaknya kunjungan wisatawan yang mengganggu
habitatnya di Pulau Komodo serta beberapa pulau lainnya yang masuk dalam
kawasan Taman Nasional Komodo," katanya menegaskan.
Pola Kunjungan Wisatawan Ganggu Ekosistem Pulau Komodo
Rabu, 8 November 2017 14:55 WIB
Kunjungan wisatawan ke Pulau Komodo memang dikhawatirkan berbagai pihak termasuk wisatawan asing, karena membeludak dan tidak beraturan lagi,