Pontianak (Antaranews Babel) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof
Muhadjir Effendy berharap agar pemerintah daerah dalam mengalokasikan
pembayaran bagi guru honor masuk dalam APBD murni.
"Selain ada dana alokasi khusus yang sudah diturunkan pemerintah
pusat ke pemerintah provinsi serta kabupaten/kota, disamping itu
mestinya harus ada APBD murni yang dialokasikan untuk guru honorer,"
kata Muhadjir Effendy, saat kunjungan kerja ke Kota Singkawang, Kemarin.
Sehingga alokasi pembiayaan 15 persen dari dana BOS setiap sekolah
bisa dialihkan dalam pengembangan pembelajaran siswa di sekolah.
"Misalkan jika ingin mengajarkan siswa menari maka panggil atau
undanglah penari yang profesional untuk mengajarkan siswa. Dan kalau
ingin siswa belajar menulis panggil atau undanglah wartawan atau
penulis, untuk biaya transport atau honornya bisa dialokasikan dari dana
BOS," ujarnya.
Hal ini mengingat semakin meluasnya fungsi dan tugas guru dengan
keterbatasan yang dia miliki demi meningkatkan kualitas pendidikan itu
sendiri.
Karena di era saat ini, katanya, guru bukan sekadar sebagai tutor
atau penceramah, dimana metode ini dirasakan ketinggalan jaman,
melainkan guru harus bisa menjadi fasilitator, penghubung ke narasumber
untuk pembelajaran, hingga menjadi gatekeeper yakni sebagai orang yang
bisa menyaring atau memfilter hal-hal yang dapat mengancam
keberlangsungan pendidikan anak di sekolah.
"Seperti perkelahian, masuknya paham-paham radikal, narkoba dan
hal-hal yang dapat mengancam keberlangsungan pendidikan di sekolah itu,"
ungkapnya.
Untuk itulah, dia meminta agar guru untuk terus berkarya dan
meningkatkan kemampuannya dalam rangka menanamkan pendidikan karakter
kepada siswa.
"Sudah semestinya guru menjadi pembelajar serta memantau
perkembangan siswa di sekolah maupun diluar sekolah demi menunjang
penanaman pendidikan karakter anak itu sendiri," katanya.