Pangkalpinang (Antara Babel) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Bangka Belitung (Babel), mencatat stok gula pasir di empat distributor sembako kosong karena belum mendapatkan pasokan dari daerah sentra produksi.
"Meski stok gula pasir di empat gudang distributor kosong, namun stok komoditas itu masih cukup di gudang distributor lainnya," kata Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Babel Husni Tamrin di Pangkalpinang, Kamis.
Ia menjelaskan, berdasarkan pantauan petugas di lapangan, saat ini, stok gula pasir sebanyak 340 ton atau mencukupi untuk memenuhi kebutuhan warga selama dua bulan.
Dari 340 ton gula pasir tersebut tersebar di gudang distributor sembako PT Bina Purnama Bersama sebanyak 90 ton, PT Globus Internusa 200 ton, Bangka Alam Sejahtera sebanyak 50 ton.
Sementara stok gula pasir di gudang UD Mawar Jaya, Akon, CV AS dan stok gula pasir di gudang CV CV Bangka Putra Persada masih kosong.
"Mudah-mudahan stok gula pasir di empat distributor ini segera ada, sehingga stok ini terus bertambah untuk memenuhi kebutuhan warga yang cukup tinggi," ujarnya.
Ia mengatakan, saat ini, harga gula pasir masih bertahan tinggi Rp13 ribu dari harga normal Rp12 ribu per kilogram.
"Meski harga masih tinggi, namun tidak mempengaruhi permintaan yang tetap normal karena gula ini merupakan kebutuhan pokok warga," ujarnya.
Ia mengatakan, saat ini, cuaca di perairan masih cukup membaik dan aman untuk pelayaran kapal laut, sehingga pedagang tidak lagi kesulitan untuk menambah pasokan gula pasir untuk memenuhi konsumsi warga yang cukup tinggi.
"Untuk memenuhi konsumsi gula pasir warga, pengusaha hanya mengandalkan pasokan dari daerah sentra produksi gula di Pulau Jawa dan Sumatera, sehingga apabila pasokan tersendat maka harga akan melambung tinggi," ujarnya.
Untuk itu, diimbau pelaku usaha untuk terus menambah pasokan untuk mengantisipasi gangguan cuaca di perairan yang sulit diprediksi.
Selain itu, diharapkan pedagang tidak menaikkan harga terlalu tinggi yang memberatkan ekonomi warga kurang mampu seiring melemahnya daya beli warga khususnya petani," ujarnya.