Pangkalpinang (Antaranews Babel) - PT Semen Baturaja (Persero) Tbk membidik pasar Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, karena memiliki peluang bisnis tinggi sekaligus mendorong percepatan pembangunan infrastruktur di daerah itu.
"Kita harus memiliki referensi pasar baru dan salah satunya Bangka Belitung merupakan peluang pasar yang sangat potensial," kata Manager Media Relation PT Semen Batura (Persero) Tbk, Gili Aprial Braja di Pangkalpinang, Rabu.
Ia mengatakan Semen Baturaja sebagai produsen bertugas menjamin kelancaran ketersediaan semen di berbagai wilayah di Indonesia, khususnya di Sumatera Bagian Selatan. Produksi Semen Baturaja mencapai tiga juta ton per tahun dan cukup untuk memenuhi permintaan pasar sumatera bagian selatan seperti Palembang, Jambi, Bengkulu, Lampung dan Kepulauan Bangka Belitung.
"Untuk saat ini kita masih memiliki distributor di Kota Pangkalpinang dan kedepannya akan ada distributor dan gudang di Kabupaten Bangka, Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan, Belitung dan Belitung Timur," ujarnya.
Menurut dia saat ini semen Baturaja sudah mulai memasauki pasar di Kota Pangkalpinang, namun kurang optimal karena masih banyak masyarakat yang belum mengenal Semen Baturaja atau "semen wong kito".
"Kita terus kejar pasar daerah ini dan mengakrabkan semen wong kito di masayarakat Bangka Belitung," katanya.
Ia menambahkan saat ini PT Semen Batu Raja memproduksi semen PCC dan OPC yang umum digunakan masyarakat. Selama ini semen baturaja salah satu referensi pekerja bangunan, karena berkualitas.
Dalam waktu dekat ini, perusahaan akan meluncurkan semen tipe dua dan lima akan dipasarkan di pasar tertentu.
"Semen baru ini cocok untuk Bangka Belitung, karena memiliki keasaman tanah, air yang tinggi, rawa-rawa dan lainnya," katanya.
Ia berharap semen baturaja bisa bersaing dengan produk semen lainnya dan berperan dalam mempercepat pembangunan infrastruktur pemerintah dan masyarakat di daerah ini.
"Kita tidak mungkin jual semen mahal untuk membantu masyarakat membangun rumah atau bangunan lainnya," katanya.