Garut, Jawa Barat (Antaranews Babel) - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan teknologi alat dan mesin pertanian yang modern menjadi salah satu kunci menggaet generasi muda tertarik terjun ke lahan sawah dan menjadi petani.
"Strateginya adalah menggunakan teknologi modern. Kalau masih manual, pemuda tidak akan tertarik, tapi karena kita menggunakan teknologi modern, mereka tertarik," katanya usai melakukan tanam jagung di Desa Mekarmukti, Garut, Jawa Barat, Rabu.
Menurut Amran, pemberian alat dan mesin pertanian modern dari pemerintah telah mengubah paradigma lama bahwa petani menggunakan cangkul dan sekop untuk menanam jagung di sawah.
Namun, dengan bantuan traktor roda empat serta alat penanam benih (corn planter), petani masa kini bisa membajak sawah dan menanam benih lebih cepat.
"Paradigma baru adalah pertanian modern. Dengan menggunakan traktor, bisa telepon sambil tanam padi. Petani muda lebih tertarik daripada menggunakan cangkul," kata Amran.
Selain itu, modernisasi alsintan pertanian juga dapat menurunkan biaya produksi sekitar 40-50 persen sehingga petani dapat melakukan efisiensi dan produksi jagung dapat meningkat dua kali lipat dari lima ton menjadi 10 ton per ha, didukung dengan penggunaan bibit unggul.
Amran menambahkan bahwa saat ini Kementerian Pertanian menginisiasi kegiatan Agri Camp yang melibatkan lima organisasi mahasiswa Islam tingkat nasional.
Kegiatan ini berupa penanaman jagung oleh para petani muda selama empat bulan dengan mendapat pendampingan dari Gerakan Petani Muda Indonesia (Gempita).
Sejauh ini, kegiatan tersebut baru menyasar satu komoditas, yakni jagung. Namun, ke depan akan ada banyak komoditas lainnya, seperti bawang putih, bawang merah, kedelai dan gula.
Selain untuk menggenjot produksi jagung, Agri Camp juga bertujuan mencetak sejuta petani muda. Hingga kini, Gempita telah berhasil menggerakkan 300 ribu petani muda dari berbagai wilayah Indonesia.