Phnom Penh (ANTARA News) - Kamboja pada Kamis mulai mempersiapkan pembalsaman jenazah raja terdahulu, Norodom Sihanouk, yang akan disemayamkan di istana negara selama tiga bulan sebelum pemakaman.
Para ahli dari China membantu proses pembalsaman yang akan serupa dengan proses pengawetan tubuh Pemimpin China Mao Zedong pada 1970-an, kata Asisten Sihanouk, Pangeran Sisowath Thomico.
"Saat ini para dokter, para ilmuan sedang mempersiapkan tubuh raja untuk diawetkan," kata Thomico kepada AFP.
Ratusan ribu pelayat memadati jalanan Phnom Penh pada Rabu (17/10) untuk menyaksikan perjalanan jenazah Sihanouk ke rumah dari Beijing, dimana dia wafat karena serangan jantung pada usia 89 tahun pada Senin (15/10).
Selama beberapa bulan, tubuh Sihanouk akan disemayamkan di istana, sebelum dikremasi, dan para kerabat akan bergantian duduk di dekatnya, memastikan bahwa sang raja tidak sendiri, kata seorang ajudan.
"Menurut tradisi kami, keluarga kerajaan akan menjaga jenazah selama 24 jam dalam sehari," ujar Thomico.
Dia menambahkan bahwa adat serupa dijalankan ketika ayah Sihanouk, Raja Norodom Suramarit, wafat tahun 1960.
Perdana Menteri Vietnam dan Laos diharapkan mengunjungi istana pada Jumat (19/10) untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Sihanouk, yang mengendalikan negara selama perang beberapa dekade, genosida sampai akhirnya berdamai.
Namun belum jelas apakah pintu istana juga akan terbuka untuk masyarakat umum.
Rasa belasungkawa disampaikan warga Kamboja dengan berkumpul di sebuah tamah di luar kediaman keluarga kerajaan dengan membawa bunga, lilin dan hio.
Para pedagang kaki lima dengan cepat mencetak dan menjual foto prosesi kepulangan Sihanouk dan kaos bergambar potretnya.
Sihanouk yang naik tahta pada 2004, kesehatannya memburuk pada usia tua. Pemimpin Kamboja itu dikenang sebagai pemimpin perjuangan meraih kemerdekaan melawan Prancis dan melalui periode politik stabil yang langka sepanjang 1950an dan 1960an.
Dalam pesan di situs pribadinya pada Januari, Sihanouk mengatakan dia ingin dikremasi setelah kematiannya dan abunya disimpan dalam sebuah guci di istana kerajaan.
(S038)