Jakarta (Antara Babel) - Kesaksian mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla (JK) di Pengadilan
Tipikor Jakarta untuk skandal Bank Century, lebih mengungkapkan
pengakuan bersalah mantan Menteri Keuangan/Ketua KSSK, Sri Mulyani (SMI)
dan Gubernur Bank Indonesia, Boediono, dalam menangani bank kecil sarat
masalah itu.
Menurut anggota Timwas Bank Century DPR RI, Bambang
Soesatyo menanggapi kesaksian Jusuf Kalla menyatakan bahwa dalam
pertemuan mendadak dengan JK pada 25 November 2008, baik SMI maupun
Boediono sebenarnya sudah mengaku ada yang salah dalam menangani Bank
Century.
"Keduanya tak bisa lagi mengendalikan ekses penyelamatan Century
karena langsung membengkak dari Rp632 miliar yang disetujui menjadi
Rp2,7 triliun dalam waktu dua hari," kata Bambang Soesatyo, di Jakarta,
Kamis.
Bentuk pengakuan bersalah lainnya tampak jelas dari
jawaban Boediono, ketika JK. bertanya "Kenapa Anda (Boediono) keluarkan
ini? Apa yang salah?"
Saat itu, Boediono hanya bisa menjawab dana bailout diambil oleh pemilik Bank Century.
"Pertanyaan kritisnya, kalau bank itu dirampok sendiri oleh pemiliknya kenapa negara yang harus menanggung?" kata Bambang.
Begitu juga ketika Boediono bertanya kepada JK tentang dasar hukum untuk
menjerat Robert Tantular. Secara psikologis, jawaban dan pertanyaan
Boediono yang demikian merefleksikan perasaan bersalah karena upaya KSSK
dan BI menyelamatkan Bank Century malah berbuah ekses.
"Selain itu, kesaksian JK juga mengungkap inkonsistensi KSSK-BI tentang alasan utama mem-bailout Century. Kepada JK, Boediono menjawab bailout
dilakukan karena Robert Tantular mengambil uang dari Century. Tetapi,
pada kesempatan lain, Boediono dan SMI mengemukakan ancaman krisis
ekonomi sebagai alasan utama mem-bailout Century. Di sinilah terlihat inkonsistensi Boediono-SMI," kata anggota Komisi III DPR RI itu.
Ditambahkan,
SMI tampaknya ingin menyeret JK ke dalam pusaran ekes itu dengan
mengaku telah mengirim pesan singkat (SMS) mengenai penetapan Century
sebagai bank gagal berdampak sistemik kepada JK. Namun, SMI tak bisa
membuktikan SMS yang dikirimkannya tersebut.
"Menurut saya, pengakuan itu patut dilihat sebagai kebohongan yang
bermotif melimpahkan masalah ke pundak JK. Padahal JK dari awal tidak
pernah dilibatkan," kata Bambang.
Berita Terkait
Bambang Widjojanto: Kejagung harus perjelas kasus Tom Lembong
1 November 2024 15:24
PDIP sebut Bambang Wuryanto jadi Wakil Ketua MPR RI
2 Oktober 2024 22:35
Ketua MPR apresiasi kerja keras MPR 2019-2024 jaga stabilitas politik
25 September 2024 12:27
MPR komitmen kawal pemulihan hak Soekarno atas MPRS XXXII
9 September 2024 15:46
Bambang Patijaya terpilih sebagai Ketua Tim Pemenangan Hidayat Arsani-Hellyana
27 Agustus 2024 22:15
Bamsoet pastikan tak mencalonkan Ketua Umum Partai Golkar
19 Agustus 2024 21:42
MPR susun rancangan Pokok-Pokok Haluan Negara
16 Agustus 2024 14:37
Bamsoet berkelakar cari Bahlil saat buka Sidang Tahunan MPR
16 Agustus 2024 12:53