Sydney (Antara Babel) - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
menyatakan Presiden Joko Widodo pada hari pertama kunjungannya di
Australia langsung mengadakan pertemuan bisnis dengan belasan investor
dari negeri tersebut yang membahas beragam kerja sama, seperti
pertambangan dan pariwisata.
"Kira-kira sepuluh perusahaan dan dua asosiasi yang juga didampingi
pemerintah Australia, dan sektornya cukup beragam dari pertambangan,
khususnya pertambangan emas, yang jumlah investasinya besar," kata
Kepala BKPM Thomas Lembong di Hotel Shangrilla, Sydney, Sabtu.
Untuk nilai investasi di sektor pertambangan emas, Thomas menjelaskan, per perusahaan rata-rata berjumlah Rp7-13 triliun.
Kepala BKPM mengatakan usaha tambang emas sedang berjalan dengan
baik dan berperan strategis untuk Indonesia yang juga dapat berperan
sebagai devisa.
Sementara pada sektor pariwisata, Thomas mengatakan Australian merupakan bangsa yang memiliki jiwa kemaritiman begitu kuat.
"Australia sangat kuat, punya budaya, mereka suka naik perahu berlayar untuk liburan," jelas dia.
BKPM mencatat terdapat perusahaan asal Negeri Kanguru yang tengah
membangun Marina di Lombok dan juga di Rajaampat untuk mengembangkan
wisata Indonesia.
Kendati, menurut Thomas, nilai investasi Australia di bidang
pariwisata belum signifikan, namun hal itu dapat membuka sektor
investasi baru di destinasi wisata.
"Kemudian jasa-jasa pendukung dan kemudian pariwisata itu bisa
menghasilkan devisa. Wisatawan mancanegara bawa devisa berlayar di
kepulauan-kepulauan semua bayar pakai devisa. Jadi di awal tidak besar,
tapi dampak ke masyarakat, lapangan kerja, sangat lumayan," tambah
Thomas.
Thomas juga menjelaskan bahwa Presiden Jokowi menampung aspirasi dan
keluhan dari para investor Australia untuk kemajuan ekonomi bersama.
"Jangan sampai kita dibawa tenggelam dengan regulasi yang
berlebihan, bahkan beliau mengatakan ini kan fragmentasi, kalau
masing-masing daerah bikin aturan sendiri-sendiri, standar dan format
sendiri maka kita pasar yang besar, tapi kemudian diubah menjadi ratusan
pasar yang kecil-kecil," kata Kepala BKPM.
Pada awal Maret 2017, Indonesia juga akan menyelenggarakan
Indonesia-Australia Business Meeting di Jakarta yang dapat menjadi
peluang memperbesar kerja sama kedua negara di bidang investasi, jelas
Thomas.
BKPM menargetkan total investasi Australia ke Indonesia dapat
mencapai 3 miliar dolar AS atau setara Rp39 triliun dalam 3-5 tahun
kedepan.
Presiden Jokowi Bahas Bisnis Bersama Investor Australia
Sabtu, 25 Februari 2017 23:10 WIB