Jakarta (Antara Babel) - Ahli penyakit dalam dari Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo (RSCM) Ari F Syam mengatakan aksi "skip challenge" bisa
menyebabkan kekurangan oksigen atau hipoksia.
"Skip challenge yang akhirnya mengakibatkan hipoksia tidak saja
berdampak pada organ otak dan syaraf tetapi bisa berdampak pula pada
organ-organ lain seperti organ lambung dan pencernaan," ujar Ari di
Jakarta, belum lama ini.
Hipoksia adalah suatu keadaan kekurangan oksigen yang bisa
menyebabkan permasalahan kesehatan karena akan berpengaruh pada
organ-organ tubuh kita.
Ari mengatakan hipoksia bisa terjadi karena kadar oksigen yang kurang dari udara.
"Di dalam tubuh kita sebenarnya keseimbangan oksigen dijaga oleh
sistem kardiovaskuler dan sistem pernapasan. Oleh karena itu, kondisi
hipoksia juga dapat terjadi jika kita mengalami kerusakan pada sistem
jantung dan pembuluh darah dan sistem pernapasan."
Proses penekanan pada dada sendiri, kata dia, bisa menyebabkan trauma pada dada sampai patahnya tulang iga.
Kondisi patah tulang juga bisa menembus paru sehingga terjadi
kebocoran paru. Hipoksia akan menyebabkan gangguan pada berbagai organ
mulai dari otak, jantung, paru, lambung dan pencernaan, hati, ginjal dan
organ lainnya.
"Karena hipoksia menyebabkan organ2 tersebut kekurangan oksigen.
Penelitian doktor saya membuktikan bahwa kondisi hipoksia menyebabkan
terjadinya perlukaan pada lambung berupa terjadinya ulkus. Secara klinis
bisa terjadi nyeri pada ulu hati bahkan muntah darah pada pasien yang
mengalami hipoksia akut," papar dia.
Memang setelah tekanan pada dada dilepas aliran oksigen akan
kembali normal, namun bisa saja sudah terjadi gangguan pada organ walau
masih ringan.
Pada seseorang yang sudah ada kelainan jantung
misal kelainan jantung bawaan atau pasien yang sudah ada gangguan paru
bisa saja tekanan pada dada sesaat tersebut bisa menyebabkan komplikasi
yang fatal, dia mengingatkan.
"Skip Challenge" Berbahaya, Ini Penjelasan Dokter
Selasa, 14 Maret 2017 11:39 WIB
Skip challenge yang akhirnya mengakibatkan hipoksia tidak saja berdampak pada organ otak dan syaraf tetapi bisa berdampak pula pada organ-organ lain seperti organ lambung dan pencernaan,