Rektor IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik (SAS) Bangka Belitung Dr Zayadi Hamzah mengatakan, perayaan Idul Fitri 1 Syawal 1440 Hijriah menjadi momen penting dalam menjaga kebersamaan.
Saat menjadi khatib Shalat Idul Fitri 1440 Hijriah, di Masjid Agung Sungailiat, Rabu, Zayadi mengatakan bahwa agama Islam adalah agama kebersamaan, ajakan agama untuk hidup bersama dilandasi oleh posisi, kedudukan dan kapasitas sebagai makhluk sosial.
Kebersamaan akan melahirkan kebaikan sebagai implementasi dari saling menghormati, saling membantu, saling merasakan dan saling menghargai di antara anggota masyarakat.
Menurutnya, prinsip seperti itu harus dimiliki oleh setiap orang agar tercipta sebuah kerukunan dalam berinteraksi secara horizontal.
"Salah satu suara nurani itu adalah kesadaran tentang kebutuhan terhadap orang lain sebagai bukti kuat bahwa manusia pada dasarnya merupakan satu kesatuan kemanusiaan," katanya pula.
Menurutnya, kalau pun terdapat perbedaan identitas etnis, budaya, ideologi, afiliasi politik dan agama atau kepercayaan, itu semua hanya merupakan implementasi historis dari respons manusia terhadap kondisi sosial yang mengintarinya.
"Dalam perspektif ini lah, setiap manusia harus bisa menyadari penting membangun kebersamaan yaitu kesadaraan kolektif antarsesama manusia," ujarnya.
Dia mengatakan, kebersamaan dapat dibangun jika masing-masing individu memiliki sikap untuk saling memberi pertolongan kepada sesama akan melahirkan pertolongan dari Allah SWT.
"Dalam pandangan para elit agama bahwa harmoni keagamaan adalah rahmat yang harus kita syukuri," katanya pula.
Menurutnya agama Islam adalah agama yang menganjurkan kepada umatnya untuk menebar maaf dan membangun kebersamaan, sehingga pada perayaan Idul Fitri berada dalam fitrah dan kesucian lahir batin dan sekaligus membangun yang adil dan sejahtera.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019
Saat menjadi khatib Shalat Idul Fitri 1440 Hijriah, di Masjid Agung Sungailiat, Rabu, Zayadi mengatakan bahwa agama Islam adalah agama kebersamaan, ajakan agama untuk hidup bersama dilandasi oleh posisi, kedudukan dan kapasitas sebagai makhluk sosial.
Kebersamaan akan melahirkan kebaikan sebagai implementasi dari saling menghormati, saling membantu, saling merasakan dan saling menghargai di antara anggota masyarakat.
Menurutnya, prinsip seperti itu harus dimiliki oleh setiap orang agar tercipta sebuah kerukunan dalam berinteraksi secara horizontal.
"Salah satu suara nurani itu adalah kesadaran tentang kebutuhan terhadap orang lain sebagai bukti kuat bahwa manusia pada dasarnya merupakan satu kesatuan kemanusiaan," katanya pula.
Menurutnya, kalau pun terdapat perbedaan identitas etnis, budaya, ideologi, afiliasi politik dan agama atau kepercayaan, itu semua hanya merupakan implementasi historis dari respons manusia terhadap kondisi sosial yang mengintarinya.
"Dalam perspektif ini lah, setiap manusia harus bisa menyadari penting membangun kebersamaan yaitu kesadaraan kolektif antarsesama manusia," ujarnya.
Dia mengatakan, kebersamaan dapat dibangun jika masing-masing individu memiliki sikap untuk saling memberi pertolongan kepada sesama akan melahirkan pertolongan dari Allah SWT.
"Dalam pandangan para elit agama bahwa harmoni keagamaan adalah rahmat yang harus kita syukuri," katanya pula.
Menurutnya agama Islam adalah agama yang menganjurkan kepada umatnya untuk menebar maaf dan membangun kebersamaan, sehingga pada perayaan Idul Fitri berada dalam fitrah dan kesucian lahir batin dan sekaligus membangun yang adil dan sejahtera.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019