Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kemas Arfani Rahman mengatakan produksi beras petani setempat belum mampu mencapai target swasembada karena baru mencapai 7.000 ton per tahun dari target swasembada beras minimal 30.000 ton per tahun.
"Belum mampu mencapai target swasembada beras karena hasil panen sawah seluas 2.900 hektare baru 7.000 ton beras per tahun," katanya di Sungailiat, Selasa.
Untuk mencapai swasembada beras kata dia, kemampuan pemenuhan produksi hasil panen petani minimal sebanyak 30.000 ton beras per tahun
Rendahnya produksi beras untuk mencapai swasembada dipengaruhi oleh beberapa faktor, mulai dari penggarapan areal sawah yang belum maksimal oleh petani, pola musim tanam padi yang belum serentak tiga kali setahun, kendala permodalan dan persoalan teknis lainnya.
"Kami terus mendorong petani agar memaksimalkan menggarap sawah yang tersedia baik sawah yang baru dicetak maupun sawah lama termasuk mengoptimalkan petugas penyuluh lapangan untuk memberikan pembinaan kepada petani melalui gabungan kelompok tani (Gapoktan)," jelasnya.
Dia menilai, masih adanya sebagian petani yang mengelola sawah hanya sekali setahun meskipun ada sebagian lahan sawah bekas pertambangan yang dapat digarap tiga kali setahun.
Menurutnya, pola yang diterapkan pada sebagian petani ini karena menganggap masih ada pilihan usaha lain seperti perkebunan, pertambangan serta sektor lainnya.
"Produksi beras sebanyak 7.000 ton tersebut hanya untuk pemenuhan petani sendiri belum mampu memenuhi kebutuhan beras bagi masyarakat umum di daerah," katanya.
Pihaknya optimis kemampuan produksi beras hasil panen padi petani mengalami peningkatan dengan terbentuknya kemandirian petani dalam menggarap sawahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019
"Belum mampu mencapai target swasembada beras karena hasil panen sawah seluas 2.900 hektare baru 7.000 ton beras per tahun," katanya di Sungailiat, Selasa.
Untuk mencapai swasembada beras kata dia, kemampuan pemenuhan produksi hasil panen petani minimal sebanyak 30.000 ton beras per tahun
Rendahnya produksi beras untuk mencapai swasembada dipengaruhi oleh beberapa faktor, mulai dari penggarapan areal sawah yang belum maksimal oleh petani, pola musim tanam padi yang belum serentak tiga kali setahun, kendala permodalan dan persoalan teknis lainnya.
"Kami terus mendorong petani agar memaksimalkan menggarap sawah yang tersedia baik sawah yang baru dicetak maupun sawah lama termasuk mengoptimalkan petugas penyuluh lapangan untuk memberikan pembinaan kepada petani melalui gabungan kelompok tani (Gapoktan)," jelasnya.
Dia menilai, masih adanya sebagian petani yang mengelola sawah hanya sekali setahun meskipun ada sebagian lahan sawah bekas pertambangan yang dapat digarap tiga kali setahun.
Menurutnya, pola yang diterapkan pada sebagian petani ini karena menganggap masih ada pilihan usaha lain seperti perkebunan, pertambangan serta sektor lainnya.
"Produksi beras sebanyak 7.000 ton tersebut hanya untuk pemenuhan petani sendiri belum mampu memenuhi kebutuhan beras bagi masyarakat umum di daerah," katanya.
Pihaknya optimis kemampuan produksi beras hasil panen padi petani mengalami peningkatan dengan terbentuknya kemandirian petani dalam menggarap sawahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019