Pemerintah Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, menyediakan sejumlah embung sebagai sumber air baku untuk pengairan bagi petani saat menggarap sawah.
"Memasuki musim tanam padi yang dijadwalkan Oktober 2019, sejumlah embung sudah disiapkan guna memenuhi kebutuhan air bagi petani untuk menggarap sawah mengingat bulan tersebut diprediksi masih masuk musim kemarau," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bangka, Kemas Arfani Rahman di Sungailiat, Kamis.
Menurutnya, embung yang disediakan hampir terdapat di tujuh kecamatan dari delapan kecamatan di Kabupaten Bangka atau di daerah areal pertanian.
"Meskipun musim kemarau air embung tidak habis karena umumnya terdapat sumber mata air alami yang masih mencukupi kebutuhan petani setempat untuk menggarap sawah," jelasnya.
Dikatakannya, embung dibangun dengan memanfaatkan bekas penambangan biji timah atau waduk "Kolong" yang potensi debit airnya banyak sehingga tidak mengalami kekeringan meskipun kemarau panjang.
"Air embung dialirkan ke areal persawahan melalui saluran irigasi yang sudah tersedia," jelasnya.
Selain tersedianya embung untuk kebutuhan air sawah,kata dia, pemerintah Kabupaten Bangka sebelumnya juga sudah menyediakan bangunan penyimpan air "Long Storage".
Hanya saja kata dia, bangunan penyimpan air buatan ini dalam kondisi kemarau dapat kering karena tidak ada sumber mata air yang alami.
"Sistem penyaluran air "Long Storage" ke areal persawahan tidak melalui saluran irigasi, namun menggunakan selang air dibantu mesin pendorong," jelasnya.
Menurutnya, kapasitas air yang ditersimpan di "Long Storage" lebih sedikit dibandingkan dengan air untuk kebutuhan sama yang ada embung.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019
"Memasuki musim tanam padi yang dijadwalkan Oktober 2019, sejumlah embung sudah disiapkan guna memenuhi kebutuhan air bagi petani untuk menggarap sawah mengingat bulan tersebut diprediksi masih masuk musim kemarau," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bangka, Kemas Arfani Rahman di Sungailiat, Kamis.
Menurutnya, embung yang disediakan hampir terdapat di tujuh kecamatan dari delapan kecamatan di Kabupaten Bangka atau di daerah areal pertanian.
"Meskipun musim kemarau air embung tidak habis karena umumnya terdapat sumber mata air alami yang masih mencukupi kebutuhan petani setempat untuk menggarap sawah," jelasnya.
Dikatakannya, embung dibangun dengan memanfaatkan bekas penambangan biji timah atau waduk "Kolong" yang potensi debit airnya banyak sehingga tidak mengalami kekeringan meskipun kemarau panjang.
"Air embung dialirkan ke areal persawahan melalui saluran irigasi yang sudah tersedia," jelasnya.
Selain tersedianya embung untuk kebutuhan air sawah,kata dia, pemerintah Kabupaten Bangka sebelumnya juga sudah menyediakan bangunan penyimpan air "Long Storage".
Hanya saja kata dia, bangunan penyimpan air buatan ini dalam kondisi kemarau dapat kering karena tidak ada sumber mata air yang alami.
"Sistem penyaluran air "Long Storage" ke areal persawahan tidak melalui saluran irigasi, namun menggunakan selang air dibantu mesin pendorong," jelasnya.
Menurutnya, kapasitas air yang ditersimpan di "Long Storage" lebih sedikit dibandingkan dengan air untuk kebutuhan sama yang ada embung.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019