Koba (Antara Babel) - Polisi Resor Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung hingga kini terus melakukan penyelidikan terkait asal dan pemilik balok timah olahan sebanyak 1,8 ton yang diduga akan diselundupkan.
"Barang bukti sudah diamankan di Polda Bangka Belitung, sekarang kami terus melakukan penyelidikan terkait dari mana asal timah dan siapa pemilik yang sebenarnya," kata Kapala Polisi Resor Bangka Tengah AKBP M Zainul melalui Kasat Reskrim AKP Sopian di Koba, Senin.
Ia menjelaskan, timah tesebut diamanka di Jalan Apet-apet RT03 RW02 Desa Terak, Kecamatan Simpangkatis, Bangka Tengah pada Minggu (3/8) malam, saat ini dua nama sudah diketahui yaitu Paul dan Obhi namun keduanya dikabarkan masih libur Idul Fitri di Palembang dan Lampung.
"Sementara Irawan pemilik rumah tempat ditemukan timah selundupan tersebut sudah kami minta keterangan dan mengaku sudah dua kali timah selundupan
ditangkap di rumahnya," ujarnya.
Ia menjelaskan, timah berbentuk batangan dan lempengan itu diduga diselundupkan melalui Pelabuhan Pangkalbalam dengan menggunakan mobil ekspedisi.
"Modusnya, mobil diisi buah cempedak dan nanas sedangkan bagian bawah terdapat timah yang akan diselundupkan," ujarnya.
Pihaknya akan menindaklanjuti keterangan Irawan yang mengaku rumahnya dijadikan tempat penyimpanan sementara dengan diberi upah sebesar Rp300.000
Sementara Irawan pemilik rumah tempat ditemukan timah selundupan membenarkan penangkapan di rumahnya sudah terjadi sebanyak dua kali.
"Ini sudah terjadi dua kali, pertama awal Juli timah sebanyak 650 kilogram diangkut menggunakan truk berisi nanas melalui Pelabuhan Pangkalbalam Kota Pangkalpinang," ujarnya.
Ia menyebut nama Obhi sebagai sopir truk yang memberinya upah sebesar Rp300 ribu dan truk tersebut milik PT Mirasa yang merupakan perusahaan ekspedisi di Palembang.
"Namun menyeberang melalui Pelabuhan Merak menggunakan perusahaan ekpedisi PT Markona," jelasnya.
Ia mengaku ukuran timah olahan tersebut berbeda-beda dan ada tiga macam ukuran lempengan.
"Timah tersebut memang akan rencananya akan diangkut melalui Pelabuhan Pangkalbalam menuju Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014
"Barang bukti sudah diamankan di Polda Bangka Belitung, sekarang kami terus melakukan penyelidikan terkait dari mana asal timah dan siapa pemilik yang sebenarnya," kata Kapala Polisi Resor Bangka Tengah AKBP M Zainul melalui Kasat Reskrim AKP Sopian di Koba, Senin.
Ia menjelaskan, timah tesebut diamanka di Jalan Apet-apet RT03 RW02 Desa Terak, Kecamatan Simpangkatis, Bangka Tengah pada Minggu (3/8) malam, saat ini dua nama sudah diketahui yaitu Paul dan Obhi namun keduanya dikabarkan masih libur Idul Fitri di Palembang dan Lampung.
"Sementara Irawan pemilik rumah tempat ditemukan timah selundupan tersebut sudah kami minta keterangan dan mengaku sudah dua kali timah selundupan
ditangkap di rumahnya," ujarnya.
Ia menjelaskan, timah berbentuk batangan dan lempengan itu diduga diselundupkan melalui Pelabuhan Pangkalbalam dengan menggunakan mobil ekspedisi.
"Modusnya, mobil diisi buah cempedak dan nanas sedangkan bagian bawah terdapat timah yang akan diselundupkan," ujarnya.
Pihaknya akan menindaklanjuti keterangan Irawan yang mengaku rumahnya dijadikan tempat penyimpanan sementara dengan diberi upah sebesar Rp300.000
Sementara Irawan pemilik rumah tempat ditemukan timah selundupan membenarkan penangkapan di rumahnya sudah terjadi sebanyak dua kali.
"Ini sudah terjadi dua kali, pertama awal Juli timah sebanyak 650 kilogram diangkut menggunakan truk berisi nanas melalui Pelabuhan Pangkalbalam Kota Pangkalpinang," ujarnya.
Ia menyebut nama Obhi sebagai sopir truk yang memberinya upah sebesar Rp300 ribu dan truk tersebut milik PT Mirasa yang merupakan perusahaan ekspedisi di Palembang.
"Namun menyeberang melalui Pelabuhan Merak menggunakan perusahaan ekpedisi PT Markona," jelasnya.
Ia mengaku ukuran timah olahan tersebut berbeda-beda dan ada tiga macam ukuran lempengan.
"Timah tersebut memang akan rencananya akan diangkut melalui Pelabuhan Pangkalbalam menuju Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014