Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman Djohan meminta masyarakat pesisir mewaspadai banjir rob, karena curah hujan tinggi dan naiknya pasang air laut sebagai dampak pemanasan global.
"Saat ini potensi terjadinya banjir rob sangat tinggi, karena (ditambah) meningkatnya abrasi pantai," kata Erzaldi Rosman Djohan di Pangkalpinang, Rabu.
Ia mengatakan cuaca ekstrem dari tahun ke tahuan di Bangka Belitung mengalami peningkatan akibat pemanasan global. Ini terlihat sepanjang garis pantai mengalami abrasi sehingga selama Desember - Januari air pasang sampai ke jalan dan pemukiman warga.
"Ancaman banjir rob dan abrasi menyusul peningkatan permukaan air laut akibat pemanasan global menjadi perhatian khusus pemerintah daerah," ujarnya.
Baca juga: BMKG pasang tiga alat deteksi gempa di Bangka Belitung
Menurut dia untuk mengantisipasi bencana alam ini, pemerintah provinsi sudah membangun tanggul tanggul pemecah ombak, maupun kebijakan lainnya untuk meminimalisir kerusakan lingkungan.
"Ancaman bencana ini bersifat hidrometeorologi, seperti banjir longsor maupun angin puting beliung, cukup sering terjadi, bahkan memiliki kecenderungan terjadi peningkatan setiap tahunnya," katanya.
Kepala BPBD Provinsi Kepulauan Babel Mikron Antariksa mengatakan pihaknya menyiagakan tim reaksi cepat di titik-titik rawan banjir rob.
"Kami bersama aparat kepolisian dan instansi terkait lainnya terus memantau dan bersiaga untuk membantu masyarakat korban banjir ini," ujarnya.
Menurut dia, titik rawan banjir rob ini merupakan daerah langganan banjir selama musim hujan dan ditambah pasang air laut yang cukup tinggi berkisar 1,9 hingga dua meter.
Selain itu, katanya, kondisi saluran air yang kurang baik mengakibatkan air hujan meluap ke pemukiman dan fasilitas umum, seperti jalan, SPBU, kantor pelayanan publik dan pusat perbelanjaan masyarakat.
"Mudah-mudahan hujan lebat kali ini tidak menimbulkan banjir dan genangan air yang lebih parah dibandingkan pada awal Januari tahun ini yang merendam ribuan rumah warga di 16 RT/RW di ibukota provinsi ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020
"Saat ini potensi terjadinya banjir rob sangat tinggi, karena (ditambah) meningkatnya abrasi pantai," kata Erzaldi Rosman Djohan di Pangkalpinang, Rabu.
Ia mengatakan cuaca ekstrem dari tahun ke tahuan di Bangka Belitung mengalami peningkatan akibat pemanasan global. Ini terlihat sepanjang garis pantai mengalami abrasi sehingga selama Desember - Januari air pasang sampai ke jalan dan pemukiman warga.
"Ancaman banjir rob dan abrasi menyusul peningkatan permukaan air laut akibat pemanasan global menjadi perhatian khusus pemerintah daerah," ujarnya.
Baca juga: BMKG pasang tiga alat deteksi gempa di Bangka Belitung
Menurut dia untuk mengantisipasi bencana alam ini, pemerintah provinsi sudah membangun tanggul tanggul pemecah ombak, maupun kebijakan lainnya untuk meminimalisir kerusakan lingkungan.
"Ancaman bencana ini bersifat hidrometeorologi, seperti banjir longsor maupun angin puting beliung, cukup sering terjadi, bahkan memiliki kecenderungan terjadi peningkatan setiap tahunnya," katanya.
Kepala BPBD Provinsi Kepulauan Babel Mikron Antariksa mengatakan pihaknya menyiagakan tim reaksi cepat di titik-titik rawan banjir rob.
"Kami bersama aparat kepolisian dan instansi terkait lainnya terus memantau dan bersiaga untuk membantu masyarakat korban banjir ini," ujarnya.
Menurut dia, titik rawan banjir rob ini merupakan daerah langganan banjir selama musim hujan dan ditambah pasang air laut yang cukup tinggi berkisar 1,9 hingga dua meter.
Selain itu, katanya, kondisi saluran air yang kurang baik mengakibatkan air hujan meluap ke pemukiman dan fasilitas umum, seperti jalan, SPBU, kantor pelayanan publik dan pusat perbelanjaan masyarakat.
"Mudah-mudahan hujan lebat kali ini tidak menimbulkan banjir dan genangan air yang lebih parah dibandingkan pada awal Januari tahun ini yang merendam ribuan rumah warga di 16 RT/RW di ibukota provinsi ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020