Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung akan membangun embung atau kawasan penampungan air senilai Rp14,9 miliar untuk mengatasi dan meminimalisasi banjir di empat kabupaten/kota di pulau penghasil timah itu.
"Pada tahun ini kita akan membangun embung di Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka Barat dan Bangka Tengah, dan Bangka Selatan," kata Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Babel Aswind di Pangkalpinang, Jumat.
Ia mengatakan dana hibah Rp14,9 miliar untuk pembangunan embung itu berasal dari BNPB, sebagai upaya mengantisipasi banjir selama musim hujan di empat kabupaten/kota yang pernah ditetapkan sebagai daerah darurat banjir.
"Kami akan segera berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota untuk menentukan titik-titik pembangunan embung ini," ujarnya.
Menurut dia, keberadaan embung penting karena dapat meminimalisasi risiko bencana alam, seperti banjir, kekeringan, dan membantu petani mengairi lahan pertaniannya.
"Mudah-mudahan pertengahan tahun ini pengerjaan embung tersebut sudah dilakukan, sehingga memasuki musim hujan pada akhir tahun tempat penampungan air ini sudah bisa difungsikan untuk mengatasi banjir," katanya.
Ia menambahkan potensi banjir selama musim hujan di Bangka Belitung, khususnya di empat kabupaten/kota, cukup tinggi karena berada di dataran rendah, pasang air laut tinggi, saluran air yang kurang baik, dan kesadaran masyarakat menjaga lingkungan yang rendah.
"Kami mengimbau masyarakat untuk menjaga lingkungan kawasan sarapan air dan tidak membuang sampah ke sungai serta saluran air, karena akan memicu terjadinya banjir serta genangan air selama musim hujan ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020
"Pada tahun ini kita akan membangun embung di Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka Barat dan Bangka Tengah, dan Bangka Selatan," kata Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Babel Aswind di Pangkalpinang, Jumat.
Ia mengatakan dana hibah Rp14,9 miliar untuk pembangunan embung itu berasal dari BNPB, sebagai upaya mengantisipasi banjir selama musim hujan di empat kabupaten/kota yang pernah ditetapkan sebagai daerah darurat banjir.
"Kami akan segera berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota untuk menentukan titik-titik pembangunan embung ini," ujarnya.
Menurut dia, keberadaan embung penting karena dapat meminimalisasi risiko bencana alam, seperti banjir, kekeringan, dan membantu petani mengairi lahan pertaniannya.
"Mudah-mudahan pertengahan tahun ini pengerjaan embung tersebut sudah dilakukan, sehingga memasuki musim hujan pada akhir tahun tempat penampungan air ini sudah bisa difungsikan untuk mengatasi banjir," katanya.
Ia menambahkan potensi banjir selama musim hujan di Bangka Belitung, khususnya di empat kabupaten/kota, cukup tinggi karena berada di dataran rendah, pasang air laut tinggi, saluran air yang kurang baik, dan kesadaran masyarakat menjaga lingkungan yang rendah.
"Kami mengimbau masyarakat untuk menjaga lingkungan kawasan sarapan air dan tidak membuang sampah ke sungai serta saluran air, karena akan memicu terjadinya banjir serta genangan air selama musim hujan ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020