Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyatakan dua dari 284 pasien demam berdarah dengue pada Januari hingga Februari 2020 meninggal dunia.
"Selama Januari hingga Februari tahun ini kasus DBD mengalami peningkatan signifikan dibandingkan 2019 sebanyak 140 kasus," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Babel, Mulyono Susanto di Pangkalpinang, Kamis.
Ia mengatakan kasus DBD tertinggi terjadi di Belitung mencapai 150 kasus, Bangka Tengah 46 kasus, Bangka 22 kasus.
Selanjutnya, kasus DBD di Kabupaten Bangka Barat 27 kasus, Bangka Selatan 14 kasus, Belitung Timur 12 kasus dan Kota Pangkalpinang sebanyak 13 kasus DBD.
"Dua pasien DBD yang meninggal dunia ini terdapat di Kabupaten Bangka Tengah, karena kondisi pasien sudah cukup parah waktu ditangani di rumah sakit," ujarnya.
Menurut dia peningkatan kasus DBD yang signifikan dibandingkan tahun lalu, karena tingginya mobilitas penduduk sehingga cepatnya virus DBD menyebar.
Selain itu, kesadaran masyarakat yang kurang atau malas untuk membuang jentik nyamuk DBD tiap 1 minggu sekali di semua penampungan air di rumahnya atau tempat ibadah, sekolah serta tempat umum lainnya.
"Fogging atau pengasapan hanya membunuh nyamuk dewasa saja, jika tidak diiringi masyarakat dengan gotong royong buang jentik nyamuk di semua penampungan air tiap 1 minggu maka kasus DBD tetap akan terjadi," katanya.
Ia menambahkan peningkatan kasus DBD ini juga karena kurang aktifnya para camat, lurah, kades, kadus mengajak masyarakat bergotong royong buang jentik nyamuk di semua penampungan air setiap minggu yang seharusnya mereka aktif mengajak masyarakat bergotong royong membersihkan lingkungannya.
"Kami memperkirakan kasus DBD ini akan terus mengalami peningkatan hingga berakhirnya puncak musim hujan pada April 2020. Oleh karena itu, diimbau masyarakat untuk meningkatkan kebersihan membasmi indukan dan jentik nyamuk," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020
"Selama Januari hingga Februari tahun ini kasus DBD mengalami peningkatan signifikan dibandingkan 2019 sebanyak 140 kasus," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Babel, Mulyono Susanto di Pangkalpinang, Kamis.
Ia mengatakan kasus DBD tertinggi terjadi di Belitung mencapai 150 kasus, Bangka Tengah 46 kasus, Bangka 22 kasus.
Selanjutnya, kasus DBD di Kabupaten Bangka Barat 27 kasus, Bangka Selatan 14 kasus, Belitung Timur 12 kasus dan Kota Pangkalpinang sebanyak 13 kasus DBD.
"Dua pasien DBD yang meninggal dunia ini terdapat di Kabupaten Bangka Tengah, karena kondisi pasien sudah cukup parah waktu ditangani di rumah sakit," ujarnya.
Menurut dia peningkatan kasus DBD yang signifikan dibandingkan tahun lalu, karena tingginya mobilitas penduduk sehingga cepatnya virus DBD menyebar.
Selain itu, kesadaran masyarakat yang kurang atau malas untuk membuang jentik nyamuk DBD tiap 1 minggu sekali di semua penampungan air di rumahnya atau tempat ibadah, sekolah serta tempat umum lainnya.
"Fogging atau pengasapan hanya membunuh nyamuk dewasa saja, jika tidak diiringi masyarakat dengan gotong royong buang jentik nyamuk di semua penampungan air tiap 1 minggu maka kasus DBD tetap akan terjadi," katanya.
Ia menambahkan peningkatan kasus DBD ini juga karena kurang aktifnya para camat, lurah, kades, kadus mengajak masyarakat bergotong royong buang jentik nyamuk di semua penampungan air setiap minggu yang seharusnya mereka aktif mengajak masyarakat bergotong royong membersihkan lingkungannya.
"Kami memperkirakan kasus DBD ini akan terus mengalami peningkatan hingga berakhirnya puncak musim hujan pada April 2020. Oleh karena itu, diimbau masyarakat untuk meningkatkan kebersihan membasmi indukan dan jentik nyamuk," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020