Muntok (Antara Babel) - Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Rustam Efendi menyatakan, energi nuklir yang akan dikembangkan di daerah itu tidak hanya untuk energi listrik tetapi juga untuk pemandulan nyamuk malaria dan sektor pertanian.
"Kami menyarankan nuklir itu bukan untuk energi semata, tetapi diminta pihak Batan melakukan pengkajian mendalam pemanfaatan nuklir untuk pemandulan nyamuk dan kepentingan pertanian," ujarnya usai menghadiri pelantikan anggota DPRD Bangka Barat di Muntok, Rabu (17/9).
Ia menjelaskan, Bangka Belitung masih termasuk daerah endemis malaria sehingga nuklir bisa dimanfaatkan untuk pemandulan dengan teknik disenfestsi radiasi yang dikenal dengan teknik serangga mandul (TSM).
"Teknik kesehatan ini tergolong baru dan dicoba dikembangkan di Bangka Belitung dengan meanfaatkan energi nuklir untuk mengendalikan vektor malaria yang ramah lingkungan," ujarnya.
Selain itu kata dia, nuklir bisa dimanfaatkan untuk pertanian di antaranya di arahkan ke sektor tanaman lada yang saat ini masih menjadi primadona di Bangka Belitung.
"Kami mengarahkan kepada pihak Batan untuk melakukan kajian bagaimana tenaga nuklir ini bisa diciptakan dalam upaya meningkatkan produksi lada, seperti sudah dikembangkan di Serpong," ujarnya.
Memang Rustam tidak menampik anggapan masyarakat bahwa nuklir hanya berkaitan dengan senjata mematikan, sehingga timbul rasa ketakutan berlebihan jika mereka behadapan langsung dengan nuklir.
"Namun, jika dilakukan dengan benar maka teknologi nuklir ini bermanfaat untuk kesejahteraan masyarakat di antaranya bidang pertanian, energi dan kesehatan," ujarnya.
Ia meminta masyarakat bisa memahaminya dan jangan melihat nuklir dari sisi negatifnya saja, tetapi lihat sisi positif yang dihasilkan.
"Lagi pula ini merupakan program jangka panjang, butuh waktu puluhan tahun dan dikerjakan para tenaga ahli di bidangnya untuk menghindari zero human error," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014
"Kami menyarankan nuklir itu bukan untuk energi semata, tetapi diminta pihak Batan melakukan pengkajian mendalam pemanfaatan nuklir untuk pemandulan nyamuk dan kepentingan pertanian," ujarnya usai menghadiri pelantikan anggota DPRD Bangka Barat di Muntok, Rabu (17/9).
Ia menjelaskan, Bangka Belitung masih termasuk daerah endemis malaria sehingga nuklir bisa dimanfaatkan untuk pemandulan dengan teknik disenfestsi radiasi yang dikenal dengan teknik serangga mandul (TSM).
"Teknik kesehatan ini tergolong baru dan dicoba dikembangkan di Bangka Belitung dengan meanfaatkan energi nuklir untuk mengendalikan vektor malaria yang ramah lingkungan," ujarnya.
Selain itu kata dia, nuklir bisa dimanfaatkan untuk pertanian di antaranya di arahkan ke sektor tanaman lada yang saat ini masih menjadi primadona di Bangka Belitung.
"Kami mengarahkan kepada pihak Batan untuk melakukan kajian bagaimana tenaga nuklir ini bisa diciptakan dalam upaya meningkatkan produksi lada, seperti sudah dikembangkan di Serpong," ujarnya.
Memang Rustam tidak menampik anggapan masyarakat bahwa nuklir hanya berkaitan dengan senjata mematikan, sehingga timbul rasa ketakutan berlebihan jika mereka behadapan langsung dengan nuklir.
"Namun, jika dilakukan dengan benar maka teknologi nuklir ini bermanfaat untuk kesejahteraan masyarakat di antaranya bidang pertanian, energi dan kesehatan," ujarnya.
Ia meminta masyarakat bisa memahaminya dan jangan melihat nuklir dari sisi negatifnya saja, tetapi lihat sisi positif yang dihasilkan.
"Lagi pula ini merupakan program jangka panjang, butuh waktu puluhan tahun dan dikerjakan para tenaga ahli di bidangnya untuk menghindari zero human error," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2014