Mentok, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyiapkan sebanyak 5.000 ikan nila untuk membantu memberantas jentik nyamuk Aedes aegypti sebagai upaya pemberantasan demam berdarah dengue (DBD).
"Nyamuk tersebut berkembang biak di dalam genangan air, kami mendorong agar warga memelihara ikan nila yang bisa efektif membantu memberantas jentik nyamuk perantara penularan penyakit demam berdarah dan jenis penyakit lainnya," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Barat Sapi'i Rangkuti di Mentok, Senin.
Menurut dia, distribusi ikan nila dilakukan melalui pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) yang ada di seluruh kecamatan untuk langsung diserahkan kepada warga yang membutuhkan.
"Kami juga melakukan survei ke lapangan untuk memastikan ikan yang didistribusikan Puskesmas sampai ke masyarakat dan dipelihara sesuai peruntukannya," katanya.
Menurut dia, proses distribusi sebanyak 5.000 ekor ikan nila ini dilakukan secara bertahap dengan bekerja sama Dinas Perikanan kabupaten setempat.
"Sisanya nanti akan dibagi per puskesmas atau juga bisa distribusi langsung ke warga," katanya.
Selain itu, ia meminta masyarakat agar lebih memperhatikan kondisi lingkungan seperti menerapkan pola hidup bersih dan sehat, serta melakukan program menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air dan mendaur ulang berbagai barang yang berpotensi menjadi tempat kembang biak nyamuk
Nyamuk Aedes aegypti adalah serangga yang dapat menularkan penyakit seperti demam berdarah dengue (DBD), demam kuning, chikungunya, dan Zika, nyamuk ini berkembang di tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandi, kaleng bekas, talang air, dan tempat minum hewan peliharaan, nyamuk jenis ini juga menyukai tempat lembab dan basah.,
Di Kabupaten Bangka Barat, kasus DBD sejak Januari hingga Agustus 2024, tercatat sebanyak 162 kasus yang tersebar di seluruh wilayah kerja delapan puskesmas yang ada di daerah itu.
"Puskesmas Kecamatan Mentok jumlah kasus tertinggi mencapai 101 kasus, sebagian besar dari kelompok anak-anak, namun sejauh ini tidak ada pasien meninggal," katanya.
Untuk mengantisipasi kasus DBD diharapkan seluruh warga ikut berpartisipasi aktif melakukan pemberantasan sarang nyamuk secara rutin karena jenis nyamuk Aedes aegypti identik berada dan berkembang biak di lingkungan tempat tinggal warga.
"Kami bersama sejumlah pihak telah mengambil sejumlah langkah dan tindakan guna mencegah penularan DBD, baik secara langsung maupun dengan pola sosialisasi dan edukasi untuk meningkatkan kesadaran dan peran aktif masyarakat memberantas sarang nyamuk," katanya.