Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung akan terus menguatkan pelaksanaan program Gerakan Terarah Tangani Stunting dengan 24 langkah (GT2S24) untuk menurunkan kasus stunting.

"Gerakan bersama yang tidak hanya menangani balita yang mengalami gizi buruk dan kurang gizi sehingga pertumbuhan terhambat, namun juga orang tua, terutama ibu hamil," kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Barat, Nurmala Anggraini di Mentok, Kamis.

Menurut dia, penguatan program GT2S24 yang dilaksanakan secara menyeluruh hingga ke pelosok cukup ampuh dalam upaya menurunkan jumlah kasus stunting di daerah itu.

"GT2S24 dilakukan mulai tidak hanya terhadap balita dan ibu hamil, namun juga didukung penguatan pendataan, forum diskusi FGD, sampai pada monitoring dan evaluasi," ujarnya.

Selain dukungan pemerintah dalam regulasi, penguatan koordinasi dengan masyarakat dan relawan juga dilakukan hingga ke tingkat desa.

Salah satu desa yang cukup berhasil dalam upaya penanganan dan penanggulangan stunting yaitu Desa Peradong, di desa itu para kader PKK cukup aktif dalam memberikan sosialisasi dan pendampingan kepada warganya.

Beberapa kegiatan yang dilakukan kelompok PKK Desa Peradong dalam intervensi stunting, antara lain peningkatan peran PIK-R dan BKR, pendampingan ahli gizi kepada kader PKM dan posyandu, terbentuknya forum Ayah Hebat Aku Sehat, serta pemberian makanan tambahan kepada balita, ibu hamil dan menyusui.

Selain itu, ada beberapa kegiatan yang mendapat dukungan dari pemerintah desa dalam pengentasan stunting, antara lain penguatan sosialisasi 1.000 Hari Pertama Kehidupan agar warga memahami pentingnya menjaga kesehatan ibu dan janin yang dimulai sejak dari fase kehamilan (270 hari) hingga anak berusia dua tahun (730 hari).

"Sosialisasi tersebut menyasar pasangan usia subur, ibu hamil dan menyusui, yang disertai dengan program pelatihan untuk meningkatkan keterampilan para peserta untuk mendukung peningkatan ekonomi keluarga," jelasnya.

Dengan berbagai langkah yang diambil pemerintah daerah dan dukungan masyarakat, berbagai program dan kegiatan yang dijalankan berhasil menurunkan prevalensi stunting dari angka 18,37 persen pada awal Februari 2019 menjadi 16,25 persen pada akhir Desember 2019.

"Kami akan terus berusaha menurunkan prevalensi tersebut guna membantu menyiapkan generasi Indonesia yang sehat dan cerdas," katanya.

Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020