Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Babel mengklaim turunnya perekonomian masyarakat Bangka Belitung dikarenakan beberapa faktor, salah satunya yakni, karena adanya penularan wabah COVID-19.
"Perekonomian Babel tampaknya tidak baik-baik saja. Langkah kongkrit untuk mengembalikan kondisi perekonomian harus cepat ditangani, baik itu dari pemerintah di daerah maupun pemerintah pusat," kata Wakil Sekretaris KSPSI Babel, Ricky Pratama di Pangkalpinang, Senin.
Ia mengatakan, hal tersebut dirasakan oleh Konfederasi Sarikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Babel, karena tak sedikit laporan yang diterima KSPSI terkait Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di tengah pandemi Covid-19, sehingga berimbas buruk terhadap pertumbuhan ekonomi.
Baca juga: SPSI Babel: Anggota serikat pekerja minim PHK akibat COVID-19
"Ini mesti dipikirkan pemerintah, kita harap ada solusi pemulihan terhadap sektor-sektor usaha ini," ujarnya.
Menurut Ricky, keputusan PHK pekerja di Babel yang terus melonjak sejak 2019 kemarin sebelum merebak wabah corona sudah dirasakan pihaknya, khususnya di sektor industri pertimahan hingga meledak hingga mencapai angka 3.531 terhitung tanggal 28 April 2020.
"Sebelum COVID-19, dunia industri pertimahan memang sudah banyak melakukan PHK terhadap karyawannya. Hingga ribuan pekerjanya tak bekerja lagi, dan sekarang kondisi makin sulit dengan COVID-19. Ini seperti jatuh tertimpa tangga pula," ujarnya.
Oleh karena itu, pihaknya berharap ada langkah pemulihan kondisi perekonomian harus segera dilakukan. Pihaknya menilai, sektor pertimahan solusi terbaik untuk mengembalikan situasi, minimal bisa menstabilkan perekonomian pasca Covid-19.
"Kita tawarkan solusi agar pertimahan di Babel dapat segera dihidupkan kembali, atau ada solusi lain kita minta pemerintah buka lapangan kerja skala besar bagi masyarakat yang di-PHK," ujarnya.
Persoalan pertimahan yang tak beroperasi ini, diharapkan ada langkah Gubernur Babel mengkomunikasikan ke pemerintah pusat sesuai kewenangannya, agar ada kebijakan kelonggaran atas regulasi demi pemulihan kondisi perekonomian Babel.
"Suka tidak suka, pertimahan ini memang yang menyumbang banyak terhadap pertumbuhan ekonomi di Babel, kontribusinya besar. Saya rasa ini solusi terbaik. Bayangkan jika semua smelter bisa beroperasi berapa tenaga kerja yang diserap, satu smelter saja bisa menampung 200 pekerja," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020
"Perekonomian Babel tampaknya tidak baik-baik saja. Langkah kongkrit untuk mengembalikan kondisi perekonomian harus cepat ditangani, baik itu dari pemerintah di daerah maupun pemerintah pusat," kata Wakil Sekretaris KSPSI Babel, Ricky Pratama di Pangkalpinang, Senin.
Ia mengatakan, hal tersebut dirasakan oleh Konfederasi Sarikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Babel, karena tak sedikit laporan yang diterima KSPSI terkait Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di tengah pandemi Covid-19, sehingga berimbas buruk terhadap pertumbuhan ekonomi.
Baca juga: SPSI Babel: Anggota serikat pekerja minim PHK akibat COVID-19
"Ini mesti dipikirkan pemerintah, kita harap ada solusi pemulihan terhadap sektor-sektor usaha ini," ujarnya.
Menurut Ricky, keputusan PHK pekerja di Babel yang terus melonjak sejak 2019 kemarin sebelum merebak wabah corona sudah dirasakan pihaknya, khususnya di sektor industri pertimahan hingga meledak hingga mencapai angka 3.531 terhitung tanggal 28 April 2020.
"Sebelum COVID-19, dunia industri pertimahan memang sudah banyak melakukan PHK terhadap karyawannya. Hingga ribuan pekerjanya tak bekerja lagi, dan sekarang kondisi makin sulit dengan COVID-19. Ini seperti jatuh tertimpa tangga pula," ujarnya.
Oleh karena itu, pihaknya berharap ada langkah pemulihan kondisi perekonomian harus segera dilakukan. Pihaknya menilai, sektor pertimahan solusi terbaik untuk mengembalikan situasi, minimal bisa menstabilkan perekonomian pasca Covid-19.
"Kita tawarkan solusi agar pertimahan di Babel dapat segera dihidupkan kembali, atau ada solusi lain kita minta pemerintah buka lapangan kerja skala besar bagi masyarakat yang di-PHK," ujarnya.
Persoalan pertimahan yang tak beroperasi ini, diharapkan ada langkah Gubernur Babel mengkomunikasikan ke pemerintah pusat sesuai kewenangannya, agar ada kebijakan kelonggaran atas regulasi demi pemulihan kondisi perekonomian Babel.
"Suka tidak suka, pertimahan ini memang yang menyumbang banyak terhadap pertumbuhan ekonomi di Babel, kontribusinya besar. Saya rasa ini solusi terbaik. Bayangkan jika semua smelter bisa beroperasi berapa tenaga kerja yang diserap, satu smelter saja bisa menampung 200 pekerja," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020