Pandemi COVID-19 menghantam telak perekonomian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang paling terdampak wabah virus corona di negeri penghasil bijih timah nomor dua terbesar dunia tersebut.
Selama wabah COVID-19 ini, 180 ribu UMKM di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengalami penurunan omzet drastis dan terancam gulung tikar, karena pembatasan sentra-sentra pusat perdagangan, konsumen yang enggan berbelanja di toko untuk mengurangi kontak langsung dengan orang lain, jalur distribusi barang dan jasa terbatas karena kekurangan pelanggan.
Kondisi perekonomian ini tentu mengancam keberlangsungan UMKM sebagai penggerak perekonomian masyarakat di negeri serumpun sebalai itu. Oleh karena itu, pemerintah daerah bersama perusahaan BUMN dan swasta menggelar gerakan membantu UMKM menghadapi pendemi COVID-19.
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman Djohan terus memberikan dorongan dan motivasi kepada pelaku UMKM agar mereka lebih kreatif dan inovatif berjualan secara daring atau online di tengah pandemi Covid-19 ini.
Pelaku UMKM di masa pandemi Covid-19 ini ada yang tetap bertahan karena kreativitasnya bahkan lebih maju karena bisa mengambil kesempatan di balik tantangan yang dihadapi, namun banyak juga rekan yang terpuruk akibat pandemi ini.
Ada lima langkah skema yang akan dilakukan Pemprov Kepulauan Babel sebagai langkah perlindungan dan pemulihan UMKM di tengah pandemi Covid-19 ini. Pertama pemprov akan mengerahkan kekuatan yang ada dan mewajibkan (menggerakkan hati) ASN belanja online melalui UMKM yang terdaftar di aplikasi/sistem yang disediakan pemerintah provinsi. Sistem ini terus disempurnakan sistemnya oleh Disperindag untuk memonitor berapa banyak ASN yang berbelanja produk UMKM ini.
"Hal ini dilakukan karena ASN yang paling aman, mereka gaji tetap, tidak ada pemecatan. Selain itu, kita juga sudah mendata berkenaan keberadaan UMKM, pertama pendataan kita lakukan secara resmi harus diterima online langsung oleh kementerian, diinput dari HP pelaku UMKM, kemudian isi data yang diminta, dan pelaku UMKM akan terdaftar di kartu prakerja," ujarnya.
Langkah kedua, insentif pajak diberi ke UMKM dengan omset di bawah Rp4,8 miliar per tahun yakni menurunkan PPh final untuk UMKM dari 0,5 persen menjadi 0 persen selama enam bulan (April-September 2020). Dengan adanya keringanan ini, Gubernur Erzaldi mengimbau agar tetap melapor, jangan dibiarkan tidak melapor.
Ketiga yaitu relaksasi dan restrukturisasi kredit bagi pelaku UMKM seperti KUR, UMi, PNM Mekaar, LPDB dll. Apabila sudah terdata, khusus untuk relaksasi dan restrukturisasi ini, sehingga ada penundaan angsuran.
"Jika ada yang tidak berhasil pihak bank tidak melayani sepenuh hati tolong diinformasikan, biar kita sampaikan kepada pihak bank, tapi tolong bagi UMKM yang sebelum pandemi tidak lancar membayar angsuran jangan dijadikan alasan untuk menerima keringanan," ujar Gubernur Erzaldi.
Skema keempat yang disebutkan Gubernur Erzaldi yaitu perluasan pembiayaan modal kerja bagi 23 juta UMKM yang belum terhubung dengan lembaga pembiayaan/perbankan.
Di sinilah bantuan pembiayaan pasca Covid dapat kita lakukan. Namun tetap ingat bahwa pintu pertama pendaftaran kartu prakerja harus masuk dulu meskipun ini langkah kecil, meskipun berada di masa pandemi namun kita harus tetap semangat dan jadi orang yang 'kawa' (mau).
Skema kelima nanti ketika pintu terbuka, ketika urusan pemasaran tidak senormal biasanya, trik kemenko UMKM yaitu sudah dibuat kerja sama dengan BUMN sebagai penyerap (offtaker) terhadap produk yang dihasilkan UMKM, tentu agar serapan baik dan benar, kita yakinkan produk kita siap dan terus diakurasikan oleh dinas UMKM kita.
"Kami berupaya mempertahankan omset pelaku UMKM, karena sekarang waktu untuk membantu, dan kami terus ajak kawan ASN membeli produk UMKM, melalui sistem aplikasi bantuku atau la laper, sehingga akses untuk belanja online bisa berjalan," kata Erzaldi.
Kucurkan dana
Direktur Utama PT Timah Tbk, Muhammad Riza Pahlevi Tabrani mengatakan PT Timah Tbk telah mengucurkan Rp11,5 miliar untuk membantu UMKM dalam mempertahankan usahanya di tengah pendemi COVID-19.
Selain itu, perusahaan berplat merah itu telah menyiapkan anggaran dan langkah-langkah jangka panjang mengantisipasi dampak COVID-19 terhadap ekonomi masyarakat di pulau penghasil timah itu.
Ia mengatakan total bantuan yang telah disalurkan sudah mencapai Rp11 miliar untuk pengadaan peralatan kesehatan, sembako, pemberdayaan usaha kecil menengah di wilayah operasional perusahaan ini, sebagai komitmen PT Timah Tbk untuk terus membantu Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan kabupaten/kota dalam menangani penyebaran COVID-19.
Misalnya, gerakan berbelanja bahan pangan di pasar tradisional, gerakan membeli produk UMKM, pembuatan 30 ribu masker kain yang melibatkan UMKM dan bantuan modal usaha dan pelatihan kepada pelaku UMKM.
"Kami akan terus menyiapkan anggaran untuk membantu pemerintah daerah dalam menangani COVID-19 ini, apalagi Kementerian BUMN telah mengeluarkan kebijakan bahwa tunjangan hari raya direksi dan komisaris untuk didonasikan bagi penanggulangan virus corona ini," ujarnya.
Salah seorang pelaku UMKM Sijuk Belitung, Norsiah mengaku mengalami penurunan permintaan yang drastis akibat pandemi virus Corona baru atau COVID-19 di negeri laskar pelangi itu.
"Ada penurunan lumayan signifikan karena tidak ada produksi jikalau produksi itu hanya sesuai pesanan," katanya.
Norsiah yang juga sebagai pemilik usaha "Abel Snack" berupa produk oleh-oleh asli Belitung seperti kritcu, teri krispi, peletek ikan, dan peletek cumi menyebutkan mulai mengurangi jumlah produksi.
"Jika dulu bisa memproduksi sebanyak 30 kilogram dalam sehari kalau sekarang hanya 15 kilogram dalam seminggu," ujarnya.
Ia menambahkan, akibat penurunan produksi dan sepinya permintaan dirinya mengambil keputusan untuk merumahkan pekerjanya untuk sementara waktu.
Sedangkan, untuk produk oleh-oleh yang dititipkan di sejumlah toko oleh-oleh di daerah itu kini ditarik kembali akibat tutupnya toko oleh-oleh tersebut.
"Kalau ritel-ritel kecil masih tetap berjalan namun toko oleh-oleh karena tutup barangnya yang dititip di sana ditarik," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020
Selama wabah COVID-19 ini, 180 ribu UMKM di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengalami penurunan omzet drastis dan terancam gulung tikar, karena pembatasan sentra-sentra pusat perdagangan, konsumen yang enggan berbelanja di toko untuk mengurangi kontak langsung dengan orang lain, jalur distribusi barang dan jasa terbatas karena kekurangan pelanggan.
Kondisi perekonomian ini tentu mengancam keberlangsungan UMKM sebagai penggerak perekonomian masyarakat di negeri serumpun sebalai itu. Oleh karena itu, pemerintah daerah bersama perusahaan BUMN dan swasta menggelar gerakan membantu UMKM menghadapi pendemi COVID-19.
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman Djohan terus memberikan dorongan dan motivasi kepada pelaku UMKM agar mereka lebih kreatif dan inovatif berjualan secara daring atau online di tengah pandemi Covid-19 ini.
Pelaku UMKM di masa pandemi Covid-19 ini ada yang tetap bertahan karena kreativitasnya bahkan lebih maju karena bisa mengambil kesempatan di balik tantangan yang dihadapi, namun banyak juga rekan yang terpuruk akibat pandemi ini.
Ada lima langkah skema yang akan dilakukan Pemprov Kepulauan Babel sebagai langkah perlindungan dan pemulihan UMKM di tengah pandemi Covid-19 ini. Pertama pemprov akan mengerahkan kekuatan yang ada dan mewajibkan (menggerakkan hati) ASN belanja online melalui UMKM yang terdaftar di aplikasi/sistem yang disediakan pemerintah provinsi. Sistem ini terus disempurnakan sistemnya oleh Disperindag untuk memonitor berapa banyak ASN yang berbelanja produk UMKM ini.
"Hal ini dilakukan karena ASN yang paling aman, mereka gaji tetap, tidak ada pemecatan. Selain itu, kita juga sudah mendata berkenaan keberadaan UMKM, pertama pendataan kita lakukan secara resmi harus diterima online langsung oleh kementerian, diinput dari HP pelaku UMKM, kemudian isi data yang diminta, dan pelaku UMKM akan terdaftar di kartu prakerja," ujarnya.
Langkah kedua, insentif pajak diberi ke UMKM dengan omset di bawah Rp4,8 miliar per tahun yakni menurunkan PPh final untuk UMKM dari 0,5 persen menjadi 0 persen selama enam bulan (April-September 2020). Dengan adanya keringanan ini, Gubernur Erzaldi mengimbau agar tetap melapor, jangan dibiarkan tidak melapor.
Ketiga yaitu relaksasi dan restrukturisasi kredit bagi pelaku UMKM seperti KUR, UMi, PNM Mekaar, LPDB dll. Apabila sudah terdata, khusus untuk relaksasi dan restrukturisasi ini, sehingga ada penundaan angsuran.
"Jika ada yang tidak berhasil pihak bank tidak melayani sepenuh hati tolong diinformasikan, biar kita sampaikan kepada pihak bank, tapi tolong bagi UMKM yang sebelum pandemi tidak lancar membayar angsuran jangan dijadikan alasan untuk menerima keringanan," ujar Gubernur Erzaldi.
Skema keempat yang disebutkan Gubernur Erzaldi yaitu perluasan pembiayaan modal kerja bagi 23 juta UMKM yang belum terhubung dengan lembaga pembiayaan/perbankan.
Di sinilah bantuan pembiayaan pasca Covid dapat kita lakukan. Namun tetap ingat bahwa pintu pertama pendaftaran kartu prakerja harus masuk dulu meskipun ini langkah kecil, meskipun berada di masa pandemi namun kita harus tetap semangat dan jadi orang yang 'kawa' (mau).
Skema kelima nanti ketika pintu terbuka, ketika urusan pemasaran tidak senormal biasanya, trik kemenko UMKM yaitu sudah dibuat kerja sama dengan BUMN sebagai penyerap (offtaker) terhadap produk yang dihasilkan UMKM, tentu agar serapan baik dan benar, kita yakinkan produk kita siap dan terus diakurasikan oleh dinas UMKM kita.
"Kami berupaya mempertahankan omset pelaku UMKM, karena sekarang waktu untuk membantu, dan kami terus ajak kawan ASN membeli produk UMKM, melalui sistem aplikasi bantuku atau la laper, sehingga akses untuk belanja online bisa berjalan," kata Erzaldi.
Kucurkan dana
Direktur Utama PT Timah Tbk, Muhammad Riza Pahlevi Tabrani mengatakan PT Timah Tbk telah mengucurkan Rp11,5 miliar untuk membantu UMKM dalam mempertahankan usahanya di tengah pendemi COVID-19.
Selain itu, perusahaan berplat merah itu telah menyiapkan anggaran dan langkah-langkah jangka panjang mengantisipasi dampak COVID-19 terhadap ekonomi masyarakat di pulau penghasil timah itu.
Ia mengatakan total bantuan yang telah disalurkan sudah mencapai Rp11 miliar untuk pengadaan peralatan kesehatan, sembako, pemberdayaan usaha kecil menengah di wilayah operasional perusahaan ini, sebagai komitmen PT Timah Tbk untuk terus membantu Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan kabupaten/kota dalam menangani penyebaran COVID-19.
Misalnya, gerakan berbelanja bahan pangan di pasar tradisional, gerakan membeli produk UMKM, pembuatan 30 ribu masker kain yang melibatkan UMKM dan bantuan modal usaha dan pelatihan kepada pelaku UMKM.
"Kami akan terus menyiapkan anggaran untuk membantu pemerintah daerah dalam menangani COVID-19 ini, apalagi Kementerian BUMN telah mengeluarkan kebijakan bahwa tunjangan hari raya direksi dan komisaris untuk didonasikan bagi penanggulangan virus corona ini," ujarnya.
Salah seorang pelaku UMKM Sijuk Belitung, Norsiah mengaku mengalami penurunan permintaan yang drastis akibat pandemi virus Corona baru atau COVID-19 di negeri laskar pelangi itu.
"Ada penurunan lumayan signifikan karena tidak ada produksi jikalau produksi itu hanya sesuai pesanan," katanya.
Norsiah yang juga sebagai pemilik usaha "Abel Snack" berupa produk oleh-oleh asli Belitung seperti kritcu, teri krispi, peletek ikan, dan peletek cumi menyebutkan mulai mengurangi jumlah produksi.
"Jika dulu bisa memproduksi sebanyak 30 kilogram dalam sehari kalau sekarang hanya 15 kilogram dalam seminggu," ujarnya.
Ia menambahkan, akibat penurunan produksi dan sepinya permintaan dirinya mengambil keputusan untuk merumahkan pekerjanya untuk sementara waktu.
Sedangkan, untuk produk oleh-oleh yang dititipkan di sejumlah toko oleh-oleh di daerah itu kini ditarik kembali akibat tutupnya toko oleh-oleh tersebut.
"Kalau ritel-ritel kecil masih tetap berjalan namun toko oleh-oleh karena tutup barangnya yang dititip di sana ditarik," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020