Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, akan memperbanyak kegiatan simulasi penghitungan suara untuk menghindari kemungkinan terjadinya sengketa pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020.
"Sebagian besar sengketa yang terjadi dalam pemilu adalah adanya ketidaksamaan data yang tercantum dalam format hasil penghitungan suara," kata anggota KPU Kabupaten Bangka Barat Harpandi di Mentok, Kamis.
Baca juga: Wakapolda Babel cek persiapan pengamanan Pilkada di Bangka Barat
Baca juga: Pemkab Bangka Barat mengajak warga jaga kondusivitas pilkada
Menurut dia, kesalahan dalam pengisian data tersebut banyak disebabkan karena para petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) kurang jeli dan paham tata cara pengisian format laporan.
Selain itu, ada beberapa petugas yang tidak mengikuti prosedur tata cara pemungutan suara, dari proses awal menerima surat suara hingga membuat pelaporan sehingga ada perbedaan data akhir.
Petugas perlu lebih teliti menjalankan tata cara pemungutan, misalnya, sejak awal menerima kotak suara berisi surat suara wajib untuk menghitung jumlah suara suara yang diterima.
"Kesalahan yang terjadi biasanya petugas tidak menghitung ulang, tetapi hanya berpatokan pada daftar yang diterima. Ini yang menyebabkan hasil akhir tidak sama dan berpotensi disengketakan," tutur dia.
Hal-hal kecil lain dalam pengisian format pelaporan juga perlu diperhatikan agar tidak menimbulkan potensi perbedaan hasil penghitungan akhir perolehan suara, surat suara yang digunakan dan jumlah pemilih.
Dengan memanfaatkan sisa waktu yang masih ada, pihaknya akan memperbanyak bimbingan teknis dan simulasi kepada para petugas agar semakin menguasai detail-detail pengisian format pelaporan tersebut.
"Bimbingan teknis akan dilakukan secara berjenjang dari tingkat kecamatan hingga KPPS," ujarnya.
Baca juga: Akademisi: Peserta pilkada tanggung jawab dongkrak partisipasi pemilih
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020
"Sebagian besar sengketa yang terjadi dalam pemilu adalah adanya ketidaksamaan data yang tercantum dalam format hasil penghitungan suara," kata anggota KPU Kabupaten Bangka Barat Harpandi di Mentok, Kamis.
Baca juga: Wakapolda Babel cek persiapan pengamanan Pilkada di Bangka Barat
Baca juga: Pemkab Bangka Barat mengajak warga jaga kondusivitas pilkada
Menurut dia, kesalahan dalam pengisian data tersebut banyak disebabkan karena para petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) kurang jeli dan paham tata cara pengisian format laporan.
Selain itu, ada beberapa petugas yang tidak mengikuti prosedur tata cara pemungutan suara, dari proses awal menerima surat suara hingga membuat pelaporan sehingga ada perbedaan data akhir.
Petugas perlu lebih teliti menjalankan tata cara pemungutan, misalnya, sejak awal menerima kotak suara berisi surat suara wajib untuk menghitung jumlah suara suara yang diterima.
"Kesalahan yang terjadi biasanya petugas tidak menghitung ulang, tetapi hanya berpatokan pada daftar yang diterima. Ini yang menyebabkan hasil akhir tidak sama dan berpotensi disengketakan," tutur dia.
Hal-hal kecil lain dalam pengisian format pelaporan juga perlu diperhatikan agar tidak menimbulkan potensi perbedaan hasil penghitungan akhir perolehan suara, surat suara yang digunakan dan jumlah pemilih.
Dengan memanfaatkan sisa waktu yang masih ada, pihaknya akan memperbanyak bimbingan teknis dan simulasi kepada para petugas agar semakin menguasai detail-detail pengisian format pelaporan tersebut.
"Bimbingan teknis akan dilakukan secara berjenjang dari tingkat kecamatan hingga KPPS," ujarnya.
Baca juga: Akademisi: Peserta pilkada tanggung jawab dongkrak partisipasi pemilih
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020