Jakarta (Antara Babel) - Komik buatan dalam negeri atau komik lokal mulai menjadi idola baru pencinta komik di Tanah Air.
"Animo masyarakat pada komik lokal semakin meningkat," ujar salah satu pendiri komik re:ON, Chris Lie, usai peluncuran komik re:ON edisi 11 di Jakarta, Sabtu (10/1).
Tingginya animo masyarakat terhadap komik lokal terlihat dari banyaknya yang datang pada peluncuran komik tersebut.
Peluncuran juga dihadiri para komikus serta "cosplayer" komik tersebut.
Chris Lie menjelaskan, semakin meningkatnya animo masyarakat pada komik lokal tidak terlepas dari peran manajemen yang baik.
"Komik yang dibikin ceritanya bagus, promosinya juga harus bagus, komikusnya dikenal, distribusinya hingga membuat komunitas komik tersebut," jelas dia.
Pada saat edisi perdana komik re:ON, Chris hanya menitip 10 komik di setiap toko buku.
Namun saat ini meningkat drastis menjadi 200 eksemplar untuk tiap toko buku.
Chris menyebut komikus Tanah Air tidak kalah dengan komikus Jepang. Meskipun komik yang dibuat masih berkarakter Jepang.
"Karakternya saja yang Jepang, tapi kontennya lokal. Itu yang tidak ada dari komik Jepang," papar dia.
Menurut dia, wajar jika karakter komik karya komikus Tanah Air mirip komik Jepang. Hal itu dikarenakan komikus itu dari kecil sudah mengenal komik Jepang.
Berbeda dengan edisi sebelumnya, re:ON kali ini dengan adanya komik mengenai matematika berjudul "Math".
Komik re:ON terbit sejak Juli 2013 dan mampu menghidupkan kembali kecintaan masyarakat terhadap komik lokal.
Seorang penggemar bernama Putri (14) mengaku senang dengan adanya komik lokal.
"Selama ini saya kenalnya hanya komik Jepang. Jadi adanya komik lokal ini sesuatu yang baru," kata Putri.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015
"Animo masyarakat pada komik lokal semakin meningkat," ujar salah satu pendiri komik re:ON, Chris Lie, usai peluncuran komik re:ON edisi 11 di Jakarta, Sabtu (10/1).
Tingginya animo masyarakat terhadap komik lokal terlihat dari banyaknya yang datang pada peluncuran komik tersebut.
Peluncuran juga dihadiri para komikus serta "cosplayer" komik tersebut.
Chris Lie menjelaskan, semakin meningkatnya animo masyarakat pada komik lokal tidak terlepas dari peran manajemen yang baik.
"Komik yang dibikin ceritanya bagus, promosinya juga harus bagus, komikusnya dikenal, distribusinya hingga membuat komunitas komik tersebut," jelas dia.
Pada saat edisi perdana komik re:ON, Chris hanya menitip 10 komik di setiap toko buku.
Namun saat ini meningkat drastis menjadi 200 eksemplar untuk tiap toko buku.
Chris menyebut komikus Tanah Air tidak kalah dengan komikus Jepang. Meskipun komik yang dibuat masih berkarakter Jepang.
"Karakternya saja yang Jepang, tapi kontennya lokal. Itu yang tidak ada dari komik Jepang," papar dia.
Menurut dia, wajar jika karakter komik karya komikus Tanah Air mirip komik Jepang. Hal itu dikarenakan komikus itu dari kecil sudah mengenal komik Jepang.
Berbeda dengan edisi sebelumnya, re:ON kali ini dengan adanya komik mengenai matematika berjudul "Math".
Komik re:ON terbit sejak Juli 2013 dan mampu menghidupkan kembali kecintaan masyarakat terhadap komik lokal.
Seorang penggemar bernama Putri (14) mengaku senang dengan adanya komik lokal.
"Selama ini saya kenalnya hanya komik Jepang. Jadi adanya komik lokal ini sesuatu yang baru," kata Putri.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015