Bupati Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Yuliyanto, mengatakan semua hak dasar anak harus terjamin pemenuhannya di tengah pandemi COVID-19.
"Virus corona benar-benar mengganggu sendi kehidupan, baik ekonomi, sosial, dan kesehatan. Kendati demikian, hak dasar harus terjamin dan tidak boleh terabaikan," ujarnya saat menghadiri acara peringatan Hari Anak Sedunia di Koba, Kamis.
Ia menjelaskan Hari Anak Sedunia tahun ini istimewa karena diperingati di tengah pandemi virus corona jenis baru itu sehingga bisa dijadikan pendorong semangat untuk memiliki komitmen bersama dalam memenuhi dan melindungi hak anak.
"Pandemi ini secara tidak langsung, sadar atau tidak, kita sudah mengabaikan hak dasar anak di antaranya hak pendidikan yang ruangnya sudah lebih terbatas dan harus sistem daring, banyak kalangan orang tua yang kesulitan menafkahi anaknya dan ada sebagian yang merestui anak mereka menikah dalam usia relatif muda," ujarnya.
Selain itu, kata dia, pandemi yang rasanya tidak berujung membuat warga jenuh dan pusing sehingga memicu kekerasan terhadap anak.
"Tidak bisa kita mungkiri, pelanggaran terhadap hak anak banyak terjadi di tengah pandemi virus corona," ujarnya.
Situasi demikian, kata Yuliyanto, berpotensi memburuknya kualitas generasi muda sekarang dan yang akan datang.
"Justru itu, saya mengimbau kepada semua kalangan melalui momentum Hari Anak Sedunia ini kita jadikan sebuah tekad dan komitmen untuk menjaga hak anak," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020
"Virus corona benar-benar mengganggu sendi kehidupan, baik ekonomi, sosial, dan kesehatan. Kendati demikian, hak dasar harus terjamin dan tidak boleh terabaikan," ujarnya saat menghadiri acara peringatan Hari Anak Sedunia di Koba, Kamis.
Ia menjelaskan Hari Anak Sedunia tahun ini istimewa karena diperingati di tengah pandemi virus corona jenis baru itu sehingga bisa dijadikan pendorong semangat untuk memiliki komitmen bersama dalam memenuhi dan melindungi hak anak.
"Pandemi ini secara tidak langsung, sadar atau tidak, kita sudah mengabaikan hak dasar anak di antaranya hak pendidikan yang ruangnya sudah lebih terbatas dan harus sistem daring, banyak kalangan orang tua yang kesulitan menafkahi anaknya dan ada sebagian yang merestui anak mereka menikah dalam usia relatif muda," ujarnya.
Selain itu, kata dia, pandemi yang rasanya tidak berujung membuat warga jenuh dan pusing sehingga memicu kekerasan terhadap anak.
"Tidak bisa kita mungkiri, pelanggaran terhadap hak anak banyak terjadi di tengah pandemi virus corona," ujarnya.
Situasi demikian, kata Yuliyanto, berpotensi memburuknya kualitas generasi muda sekarang dan yang akan datang.
"Justru itu, saya mengimbau kepada semua kalangan melalui momentum Hari Anak Sedunia ini kita jadikan sebuah tekad dan komitmen untuk menjaga hak anak," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2020