Pemerintah Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menargetkan sampai akhir 2024 daerah itu bebas kasus kurang gizi kronis (Stunting) dengan melakukan gerakan masyarakah hidup sehat (Germas) di 10 desa lokasi khusus.

"Ditergatkan sampai akhir 2024, wilayah Kabupaten Bangka terutama di 10 desa lokasi khusus sudah bebas kasus stunting," kata Bupati Bangka Mulkan di Mendo Barat, Jumat.
 
 

Langkah strategi untuk mewujudkan target tersebut kata bupati, salah satunya melakukan optimalisasi Germas di 10 desa lokasi khusus stunting yang ditetapkan pemerintah pusat.

"Germas harus terus dikampanyekan dan memberikan edukasi kesehatan bagi ibu hamil dan balita," jelasnya.

Berdasarkan data, 10 desa yang ditetapkan lokasi khusus stuting pemerintah pusat meliputi, Desa Riding Panjang Belinyu, Maras Senang, Neknang, Saing, Air Duren, Mendo, Kota Kapur, Penagan, Rumam, dan Cekong Abang.
 

Tercatat  tahun 2020 angka stunting di Kabupaten Bangka hanya sebesar 1,98 persen, angka kasus tersebut terjadinya penurunan dibandingkan tahun 2013 sebesar 32, 27 persen kemudian tahun 2018 sebesar 9,8 persen.

"Saya cukup optimis zero stuting hingga akhir 2024 dapat tercapai karena angka prosestase kasus stuting terus mengalami penurunan," katanya.

Sementara Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka, Harmendo mengatakan, fokus utama sosialisasi stunting pada kelompok ibu hamil serta memilki balita karena pada usia seribu hari kehidupan tersebut merupakan masa yang sangat perlu diperhatikan.
 

Sosialisasi stunting perlu dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat terkait stunting termasuk juga memberikan informasi gizi yang seimbang bagi ibu hamil.

"Meskipun angka stunting di Kabupaten Bangka telah menurun, tetapi pengawasan dan pembinaan akan terus dilakukan agar tidak  ada lagi kasus stunting kedepannya," katanya.

Pewarta: Kasmono

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021