Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyoroti masyarakat penambang bijih timah tidak dilengkapi alat kesehatan dan keselamatan kerja (K3), sehingga mengakibat korban jiwa jika terjadi kecelakaan tambang.

"Dua dari enam korban kecelakaan tambang meninggal di Desa Pemali hari ini, karena mereka tidak memiliki alat keselamatan kerja," kata Kepala BPBD Provinsi Kepulauan Babel Mikron Antariksa di Pangkalpinang, Rabu.

Ia mengatakan alat keselamatan kerja ini penting dan harus diperhatikan dalam bekerja menambang bijih timah, apalagi kondisi cuaca hujan cukup ekstrim yang menyebabkan bencana longsor.

"Dalam kondisi cuaca ekstrim ini yang sebentar hujan dan panas mengakibat tanah penambangan bijih timah bergerak dan longsor menimbun para penambang yang tidak dilengkapi alat keselamatan kerja," ujarnya.

Menurut dia banyak masyarakat penambang yang tidak memiliki alat K3 dalam menambang, sehingga setiap terjadi kecelakaan tambang selalu menimbulkan korban jiwa.

"Seharusnya korban jiwa bisa dicegah, jika para penambang ini memiliki alat keselamatan kerja yang memadai," katanya.

Ia berharap masyarakat penambang sebelum beraktivitas menambang untuk selalu memperhatikan kondisi cuaca. Seperti tidak menambang disaat hujan lebat disertai petir untuk menghindari bencana tanah longsor dan tersambar petir.

Selain itu, para penambang bijih timah ini untuk selalu melengkapi alat keselamatan kerja, agar tidak ada lagi korban jiwa karena tertimbun tanah longsoran tanah tambang tersebut.

"K3 ini salah satu menjadi perhatian kami, karena kesadaran penambang untuk melaksanakan K3 secara mandiri yang kurang," katanya.  **2**

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021