Ketua DPR RI Puan Maharani meminta para pemuka agama membantu pemerintah untuk menyosialisasikan dan mengajak umat Islam agar beribadah Idul Adha 2021 di rumah bersama keluarga.
Hal itu, menurut dia, bagian dari peran pemuka agama ikut menyosialisasikan pelaksanaan Idul Adha yang aman, mengedepankan keselamatan, kesehatan masyarakat, dan sesuai semangat kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat.
Hari Raya Idul Adha tahun ini masih dalam rangka penerapan PPKM darurat, karena itu saya meminta para pemuka agama membantu pemerintah untuk mengajak umat agar beribadah dari rumah bersama dengan keluarga," kata Puan dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin.
Puan memahami bahwa umat Islam sudah rindu untuk bisa melaksanakan shalat Idul Adha di masjid. Namun, dalam kondisi pandemi yang masih membahayakan, masyarakat diimbau untuk mendahulukan kesehatan dan keselamatan diri serta keluarga.
"Percayalah saya juga merasakan hal sama, namun kita harus sadar bahwa keluarga yang kita cintai, diri kita sendiri sedang terancam. Bahaya penularan COVID-19 mengintai dan kita sangat mungkin menjadi korbannya," ujarnya.
Mantan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) itu menilai potensi penularan COVID-19 menjadi lebih tinggi akibat penyebaran varian Delta yang tingkat penularannya tujuh kali lebih tinggi.
Kondisi tersebut, katanya, sangat mengkhawatirkan jika masyarakat di zona merah berkumpul dalam jumlah banyak dan dikhawatirkan orang tua serta anak di bawah usia 12 tahun rentan terpapar COVID-19.
"Ingat, anak-anak di bawah usia 12 tahun belum bisa divaksin dan orang tua kita lebih rentan terkena virus karena usianya yang sudah lanjut. Jangan sampai mereka menjadi korban COVID-19 berikutnya, mari kita sayangi keluarga," katanya.
Karena itu, Puan meminta para pemuka agama untuk mengajak umat melakukan ibadah di rumah masing-masing serta memberikan pembekalan mengenai tata cara ibadah yang tetap sesuai syariat.
Ia menyarankan kegiatan silaturahim dan kumpul keluarga bisa dilakukan secara virtual, seperti yang dirinya terapkan dalam keluarga besarnya.
"Ini yang saya dan keluarga terapkan. Memang mungkin rasanya berbeda, tetapi percayalah kalau hari ini kita mau disiplin untuk menahan diri, besok akan tiba saatnya kita berjumpa langsung dalam kondisi sehat walafiat," ujarnya.
Politisi PDI Perjuangan itu mengingatkan masyarakat tidak melakukan mudik saat Idul Adha karena pada masa PPKM darurat, mobilitas warga memang dibatasi demi menekan penyebaran COVID-19.
Selain itu, dia meminta pelaksanaan kurban dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang keta, dan memastikan peralatan yang akan digunakan untuk keperluan kurban sudah steril serta masyarakat umum diharapkan tidak menonton pemotongan hewan kurban.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021
Hal itu, menurut dia, bagian dari peran pemuka agama ikut menyosialisasikan pelaksanaan Idul Adha yang aman, mengedepankan keselamatan, kesehatan masyarakat, dan sesuai semangat kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat.
Hari Raya Idul Adha tahun ini masih dalam rangka penerapan PPKM darurat, karena itu saya meminta para pemuka agama membantu pemerintah untuk mengajak umat agar beribadah dari rumah bersama dengan keluarga," kata Puan dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin.
Puan memahami bahwa umat Islam sudah rindu untuk bisa melaksanakan shalat Idul Adha di masjid. Namun, dalam kondisi pandemi yang masih membahayakan, masyarakat diimbau untuk mendahulukan kesehatan dan keselamatan diri serta keluarga.
"Percayalah saya juga merasakan hal sama, namun kita harus sadar bahwa keluarga yang kita cintai, diri kita sendiri sedang terancam. Bahaya penularan COVID-19 mengintai dan kita sangat mungkin menjadi korbannya," ujarnya.
Mantan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) itu menilai potensi penularan COVID-19 menjadi lebih tinggi akibat penyebaran varian Delta yang tingkat penularannya tujuh kali lebih tinggi.
Kondisi tersebut, katanya, sangat mengkhawatirkan jika masyarakat di zona merah berkumpul dalam jumlah banyak dan dikhawatirkan orang tua serta anak di bawah usia 12 tahun rentan terpapar COVID-19.
"Ingat, anak-anak di bawah usia 12 tahun belum bisa divaksin dan orang tua kita lebih rentan terkena virus karena usianya yang sudah lanjut. Jangan sampai mereka menjadi korban COVID-19 berikutnya, mari kita sayangi keluarga," katanya.
Karena itu, Puan meminta para pemuka agama untuk mengajak umat melakukan ibadah di rumah masing-masing serta memberikan pembekalan mengenai tata cara ibadah yang tetap sesuai syariat.
Ia menyarankan kegiatan silaturahim dan kumpul keluarga bisa dilakukan secara virtual, seperti yang dirinya terapkan dalam keluarga besarnya.
"Ini yang saya dan keluarga terapkan. Memang mungkin rasanya berbeda, tetapi percayalah kalau hari ini kita mau disiplin untuk menahan diri, besok akan tiba saatnya kita berjumpa langsung dalam kondisi sehat walafiat," ujarnya.
Politisi PDI Perjuangan itu mengingatkan masyarakat tidak melakukan mudik saat Idul Adha karena pada masa PPKM darurat, mobilitas warga memang dibatasi demi menekan penyebaran COVID-19.
Selain itu, dia meminta pelaksanaan kurban dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang keta, dan memastikan peralatan yang akan digunakan untuk keperluan kurban sudah steril serta masyarakat umum diharapkan tidak menonton pemotongan hewan kurban.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021