Pangkalpinang (Antara Babel) - Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN RI, Sudibyo Almoeso berharap Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung fokus mencegah pernikahan dini di daerah itu.
"Pernikahan dini dan seks bebas masih tinggi, sehingga memicu tingkat kelahiran anak yang juga tinggi," kata dia usai pembukaan rapat kerja daerah program kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga tahun 2015 di Pangkalpinang, Kamis.
Ia menjelaskan, tingkat kelahiran anak pada pasangan usia dini di Babel ternyata lebih tinggi dibanding angka nasional, karena telalu banyak perkawinan dini dan seks bebas di kalangan remaja.
"Ini harus menjadi perhatian serius pemerintah daerah untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat agar tidak menikahkan anaknya di bawah usia 17 tahun," ujarnya.
Selain itu, menurut dia, BKKBN provinsi dan kabupaten/kota juga harus mengoptimalkan program generasi berencana di sekolah-sekolah.
"Kami berharap kawan-kawan di daerah memberikan pelatihan kepada remaja dan membentuk pusat informasi dan konseling reproduksi kepada siswa, mahasiswa dan masyarakat umum lainnya," ujarnya.
Menurut dia, pernikahan dini tinggi karena budaya dan pemahaman dan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi kurang, sehingga mereka coba-coba melakukan hubungan seks dan pada akhirnya hamil.
"Pernikahan dini dan pergaulan bebas di kalangan remaja tidak hanya terjadi di Babel, tetapi juga hampir seluruh provinsi lainnya, misalnya Kalimantan Barat yang tertinggi di Indonesia," ujarnya.
Saat ini, kata dia, perilaku seks di kalangan remaja ini mengalami peningkatan dengan usia yang semakin muda.
"Pernikahan dini ini harus ditangani dengan baik untuk menekan angka kematian ibu, anak, perceraian dan angka kemiskinan di daerah ini," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015
"Pernikahan dini dan seks bebas masih tinggi, sehingga memicu tingkat kelahiran anak yang juga tinggi," kata dia usai pembukaan rapat kerja daerah program kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga tahun 2015 di Pangkalpinang, Kamis.
Ia menjelaskan, tingkat kelahiran anak pada pasangan usia dini di Babel ternyata lebih tinggi dibanding angka nasional, karena telalu banyak perkawinan dini dan seks bebas di kalangan remaja.
"Ini harus menjadi perhatian serius pemerintah daerah untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat agar tidak menikahkan anaknya di bawah usia 17 tahun," ujarnya.
Selain itu, menurut dia, BKKBN provinsi dan kabupaten/kota juga harus mengoptimalkan program generasi berencana di sekolah-sekolah.
"Kami berharap kawan-kawan di daerah memberikan pelatihan kepada remaja dan membentuk pusat informasi dan konseling reproduksi kepada siswa, mahasiswa dan masyarakat umum lainnya," ujarnya.
Menurut dia, pernikahan dini tinggi karena budaya dan pemahaman dan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi kurang, sehingga mereka coba-coba melakukan hubungan seks dan pada akhirnya hamil.
"Pernikahan dini dan pergaulan bebas di kalangan remaja tidak hanya terjadi di Babel, tetapi juga hampir seluruh provinsi lainnya, misalnya Kalimantan Barat yang tertinggi di Indonesia," ujarnya.
Saat ini, kata dia, perilaku seks di kalangan remaja ini mengalami peningkatan dengan usia yang semakin muda.
"Pernikahan dini ini harus ditangani dengan baik untuk menekan angka kematian ibu, anak, perceraian dan angka kemiskinan di daerah ini," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015