Gagasan penting diinisiasi Pemerintah Provinsi Bangka Belitung (Pemprov Babel) agar mendorong agar rekan-rekan importir di Bumi Serumpun Sebalai dapat melakukan impor sapi secara langsung dari Australia.
Hal ini pun dibahas dalam rapat bersama yang digelar oleh Gubernur Babel, Erzaldi Rosman bersama Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Babel, Juaidi dan beberapa unsur terkait seperti Balai Karantina, Bea Cukai, dan Dinas Perhubungan.
Jika rencana impor sapi jenis BX (Brahman Cross) dari Negeri Kanguru ini berjalan lancar, Babel akan mendapatkan banyak manfaat, diantaranya pengendalian harga daging sapi, dan juga akan menurunkan ketergantungan terhadap daging sapi dari daerah luar, yang selama ini didatangkan dari Lampung.
"Hari ini kami rapat merencanakan impor sapi dari Australia secara langsung. Kenapa kita melakukan ini, kita berharap harga sapi terkendali dan melepas ketergantungan terhadap sapi dari daerah lain. Kita bisa mengelola sendiri," ujarnya.
Erzaldi juga menyoroti manfaat jangka panjang dari impor sapi ini. Babel dapat mengembangkan budidaya sapi, sehingga berdampak pada pembukaan lapangan kerja, dengan mempersiapkan segala keperluan yang harus dipenuhi sesuai persyaratan yang ditetapkan Balai Karantina.
"Sehingga target kita untuk swasembada sapi hasil dari mengelola dan mengembangbiakkan sapi lokal kita ini, bisa berlangsung lebih cepat ketimbang kita membeli sapi dari daerah lain yang notabene mereka impor juga," ungkapnya.
Untuk itu, pihaknya siap berkoordinasi dengan semua unsur, baik di tingkat daerah maupun di pusat demi memuluskan rencana impor dan pengembangbiakan sapi di Babel. Termasuk, melakukan komunikasi dengan para importir nantinya.
"Pemprov mendorong dan merangkul para importir. Makanya, kita lagi membina Pak Badut untuk menjadi importir sapinya. Disamping impor, juga membudidayakan sapi langsung dari Australia. Dengan adanya impor ini, ketersediaan sapi kita lebih akurat, cepat, dan tepat," katanya.
Babel sendiri, dalam rapat tersebut diketahui memiliki kebutuhan sapi sebesar 14.814 ekor per tahun pada 2021, dan diperkirakan akan bertambah menjadi 15.085 pada tahun 2022 mendatang.
"Impor ini saya tegaskan semata-mata sapi potong ya, sehingga harga sapi di Babel lebih murah. Rencana goal-nya bukan ketersediaan, melainkan pengembangbiakan produksi sapi lebih cepat," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021
Hal ini pun dibahas dalam rapat bersama yang digelar oleh Gubernur Babel, Erzaldi Rosman bersama Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Babel, Juaidi dan beberapa unsur terkait seperti Balai Karantina, Bea Cukai, dan Dinas Perhubungan.
Jika rencana impor sapi jenis BX (Brahman Cross) dari Negeri Kanguru ini berjalan lancar, Babel akan mendapatkan banyak manfaat, diantaranya pengendalian harga daging sapi, dan juga akan menurunkan ketergantungan terhadap daging sapi dari daerah luar, yang selama ini didatangkan dari Lampung.
"Hari ini kami rapat merencanakan impor sapi dari Australia secara langsung. Kenapa kita melakukan ini, kita berharap harga sapi terkendali dan melepas ketergantungan terhadap sapi dari daerah lain. Kita bisa mengelola sendiri," ujarnya.
Erzaldi juga menyoroti manfaat jangka panjang dari impor sapi ini. Babel dapat mengembangkan budidaya sapi, sehingga berdampak pada pembukaan lapangan kerja, dengan mempersiapkan segala keperluan yang harus dipenuhi sesuai persyaratan yang ditetapkan Balai Karantina.
"Sehingga target kita untuk swasembada sapi hasil dari mengelola dan mengembangbiakkan sapi lokal kita ini, bisa berlangsung lebih cepat ketimbang kita membeli sapi dari daerah lain yang notabene mereka impor juga," ungkapnya.
Untuk itu, pihaknya siap berkoordinasi dengan semua unsur, baik di tingkat daerah maupun di pusat demi memuluskan rencana impor dan pengembangbiakan sapi di Babel. Termasuk, melakukan komunikasi dengan para importir nantinya.
"Pemprov mendorong dan merangkul para importir. Makanya, kita lagi membina Pak Badut untuk menjadi importir sapinya. Disamping impor, juga membudidayakan sapi langsung dari Australia. Dengan adanya impor ini, ketersediaan sapi kita lebih akurat, cepat, dan tepat," katanya.
Babel sendiri, dalam rapat tersebut diketahui memiliki kebutuhan sapi sebesar 14.814 ekor per tahun pada 2021, dan diperkirakan akan bertambah menjadi 15.085 pada tahun 2022 mendatang.
"Impor ini saya tegaskan semata-mata sapi potong ya, sehingga harga sapi di Babel lebih murah. Rencana goal-nya bukan ketersediaan, melainkan pengembangbiakan produksi sapi lebih cepat," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021