Pangkalpinang, 19/9 (ANTARA Babel) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata  Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyatakan, perairan di wilayah tersebut kaya akan sumber daya arkeologi laut yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai destinasi pariwisata.

"Perairan di sekitar wilayah Bangka Belitung kaya akan sumber daya arkeologi laut yakni warisan budaya bawah air yang ada di beberapa situs kapal karam," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar), Yan Megawandi di Pangkalpinang, Rabu.

Yan mengatakan, lokasi-lokasi tersebut berpotensi untuk dijadikan destinasi wisata baru terutama untuk objek penyelaman.

"Lokasi-lokasi di mana terdapat kapal karam biasanya akan ditumbuhi terumbu karang dan menjadi tempat tumbuh berkembangnya ekosistem laut yang dapat menarik minat wisatawan, sehingga kalau dikembangkan akan menjadi nilai tambah bagi kepariwisataan Babel," ujar dia.

Meski demikian, Yan mengatakan, jika ada pihak yang ingin mengembangkan jenis pariwisata tersebut, harus diperhatikan mengenai lokasi dan cuaca yang ada di sekitar situs.

"Biasanya kapal karam berada di lokasi-lokasi titik ekstrim selain itu juga harus hati-hati dengan cuaca serta pusaran laut yang mungkin ada," kata dia.

Menurut Yan, beberapa wilayah di Babel yang telah dikembangkan potensi pariwisata arkeologi lautnya adalah di sekitar Pulau Lengkuas dan Pulau Ketawai.

Berdasarkan data survei Direktorat Peninggalan Bawah Air, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, disebutkan ada beberapa situs kapal karam di sejumlah lokasi yang tanggal karamnya mulai dari abad ke-10 hinggal masa kolonial Belanda yang tersebar di 40 lokasi sumberdaya arkeologi laut di Perairan Bangka Belitung.

Titik kapal karam di laut Babel paling banyak ditemukan di Perairan Desa Sungai Pandan, Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung, dan Perairan Batu Hitam, Perairan Pulau Siadung, Perairan Karang Raya, dan Perairan Pulau Pelepas.
(T.I027/)

Pewarta: Ida Nurcahyani

Editor : Ida


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2012