Ketua Perhimpunan Alergi dan Imunologi Indonesia Prof Iris Rengganis mengatakan kinerja vaksin COVID-19 di dalam tubuh penerima manfaat bekerja berdasarkan kondisi sistem imun.

"Habis vaksinasi pun seseorang bisa sakit kalau sistem imunnya terlalu rendah. Sistem imun atau antibodi setiap orang berbeda-beda ada yang tinggi dan rendah, tergantung sel B atau limfosit yang melakukan peran penting pada respon imun," kata Iris Rengganis dalam bincang wicara ANTARA bertema "Menjaga Imunitas Pascavaksinasi COVID-19" yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat.

Iris mengatakan aktivitas hidup sehat dan asupan gizi seimbang dari penerima vaksin COVID-19 sangat menentukan efektivitas pembentukan kekebalan tubuh dari serangan virus Corona.

"Tapi kalau dia kurang gizi, antibodi yang dibentuk juga kurang gizi karena sel imun sistemnya kekurangan makanan bergizi," katanya.

Selain asupan gizi seimbang dan olahraga teratur, kata Iris, pola istirahat yang cukup juga sangat menentukan efektivitas vaksin. Bahkan suplemen seperti vitamin A, B, C, D dan E bisa menjadi pilihan untuk memaksimalkan sistem imun. "Mau menambah probiotik, imunosimulator silakan disesuaikan kebutuhan masing-masing," katanya.

Terkait suplemen, Iris mengingatkan untuk mengonsumsinya secara hati-hati sesuai dengan dosis yang dianjurkan dokter. Masyarakat juga diimbau mewaspadai produk suplemen palsu di pasaran.

"Imunitas alami pada penyintas memang cukup baik dalam mencegah pengulangan penyakit. Tetapi akan jauh lebih baik lagi kalau ditingkatkan dengan vaksinasi COVID-19," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2021