Muntok (Antara Babel) - Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung menyebutkan tingkat kekeringan lahan pertanian di daerah itu tidak parah sehingga masih bisa dimanfaatkan untuk menanam berbagai jenis tanaman palawija.
"Lahan dalam kondisi kering, namun tidak sampai pecah-pecah sehingga masih bisa ditanami berbagai tanaman palawija dan sayur mayur," ujar Kepala Bidang Pertanian Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan kabupaten Bangka Barat, Darmono, di Muntok, Kamis.
Ia mengatakan, pada musim kemarau yang diperkirakan akan berlangsung cukup lama masih banyak petani yang memanfaatkan lahan pertaniannya untuk menanam berbagai jenis tanaman palawija.
"Kacang, jagung, semangka, mentimun, kacang panjang, dan berbagai jenis tanaman sayur mayur lainnya menjadi andalan penghasilan petani karena mereka tidak bisa menanam padi," kata dia.
Ia mengatakan, keringnya lahan pertanian di daerah itu disiasati para petani dengan mengambil air dari sumber air yang ada di lahan persawahannya.
"Sebagian besar lahan pertanian berupa sawah tadah hujan, namun pada musim kemarau tidak terlalu kering dan sumber air yang berupa rawa dan kolam bekas tambang juga tidak terlalu jauh, petani biasanya mengambil air dari tempat itu dengan menggunakan pompa penyedot," kata dia.
Menurut dia, dengan pola pemeliharaan tanaman seperti itu para petani masih mampu bertahan karena hasil panen cukup untuk memenuhi biaya produksi.
"Sampai saat ini kami belum menerima keluhan dari petani terkait musim kemarau karena mereka hanya menanam jenis tanaman yang sesuai musimnya, sedangkan untuk tanam padi masih menunggu hingga hujan perdana yang diperkirakan akan berlangsung pada Oktober atau November," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015
"Lahan dalam kondisi kering, namun tidak sampai pecah-pecah sehingga masih bisa ditanami berbagai tanaman palawija dan sayur mayur," ujar Kepala Bidang Pertanian Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan kabupaten Bangka Barat, Darmono, di Muntok, Kamis.
Ia mengatakan, pada musim kemarau yang diperkirakan akan berlangsung cukup lama masih banyak petani yang memanfaatkan lahan pertaniannya untuk menanam berbagai jenis tanaman palawija.
"Kacang, jagung, semangka, mentimun, kacang panjang, dan berbagai jenis tanaman sayur mayur lainnya menjadi andalan penghasilan petani karena mereka tidak bisa menanam padi," kata dia.
Ia mengatakan, keringnya lahan pertanian di daerah itu disiasati para petani dengan mengambil air dari sumber air yang ada di lahan persawahannya.
"Sebagian besar lahan pertanian berupa sawah tadah hujan, namun pada musim kemarau tidak terlalu kering dan sumber air yang berupa rawa dan kolam bekas tambang juga tidak terlalu jauh, petani biasanya mengambil air dari tempat itu dengan menggunakan pompa penyedot," kata dia.
Menurut dia, dengan pola pemeliharaan tanaman seperti itu para petani masih mampu bertahan karena hasil panen cukup untuk memenuhi biaya produksi.
"Sampai saat ini kami belum menerima keluhan dari petani terkait musim kemarau karena mereka hanya menanam jenis tanaman yang sesuai musimnya, sedangkan untuk tanam padi masih menunggu hingga hujan perdana yang diperkirakan akan berlangsung pada Oktober atau November," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015