Koba (Antara Babel) - Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung, akan membantu pemasaran madu pelawan yang dihasilkan lebah Hutan Namang agar lebih dikenal konsumen domestik dan mancanegara.
"Sekarang produk madu, terutama madu pelawan sudah cukup dikenal dan pengembangannya perlu dukungan pengemasan pemasaran," kata Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan UMKM Bangka Tengah, Useng Komara di Koba, Kamis.
Ia menjelaskan, madu pelawan dihasilkan lebah yang mengisap bunga kayu pelawan di Desa Namang, Kecamatan Namang.
Sekarang ini hutan pelawan yang luasnya mencapai ratusan hektare itu dilindungi dan dibudidayakan sebagai tempat lebah yang menghasilkan madu rasa manis dan pahit.
Produksi madu pelawan dari hutan Namang cukup banyak, makanya ini cukup menjanjikan untuk meningkatkan perekonomian warga jika dikelola dengan baik, kata Useng.
"Untuk menarik minat pasar, tentu kemasan harus lebih menarik bagi wisatawan lokal dan mancanegara," ujarnya.
Zaiwan, penggagas pelestarian hutan mengatakan produksi madu dari hutan tersebut lumayan tinggi dan pemasarannya hingga ke luar daerah.
"Tentu kami mengharapkan dukungan penuh dari pemerintah daerah untuk mengemas dan memasarkan produk madu pelawan ini," ujarnya.
Ia mengatakan, hutan tidak hanya menjadi tempat penangkaran lebah tetapi sudah menjadi kawasan objek wisata dan konservasi.
"Hutan tersebut masih perawan, ditumbuhi beraneka ragam pohon kayu langka dan sejumlah spesies burung yang hidup di hutan tersebut. Sekarang hutan pelawan sudah ditetapkan sebagai hutan keanekaragaman hayati," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015
"Sekarang produk madu, terutama madu pelawan sudah cukup dikenal dan pengembangannya perlu dukungan pengemasan pemasaran," kata Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan UMKM Bangka Tengah, Useng Komara di Koba, Kamis.
Ia menjelaskan, madu pelawan dihasilkan lebah yang mengisap bunga kayu pelawan di Desa Namang, Kecamatan Namang.
Sekarang ini hutan pelawan yang luasnya mencapai ratusan hektare itu dilindungi dan dibudidayakan sebagai tempat lebah yang menghasilkan madu rasa manis dan pahit.
Produksi madu pelawan dari hutan Namang cukup banyak, makanya ini cukup menjanjikan untuk meningkatkan perekonomian warga jika dikelola dengan baik, kata Useng.
"Untuk menarik minat pasar, tentu kemasan harus lebih menarik bagi wisatawan lokal dan mancanegara," ujarnya.
Zaiwan, penggagas pelestarian hutan mengatakan produksi madu dari hutan tersebut lumayan tinggi dan pemasarannya hingga ke luar daerah.
"Tentu kami mengharapkan dukungan penuh dari pemerintah daerah untuk mengemas dan memasarkan produk madu pelawan ini," ujarnya.
Ia mengatakan, hutan tidak hanya menjadi tempat penangkaran lebah tetapi sudah menjadi kawasan objek wisata dan konservasi.
"Hutan tersebut masih perawan, ditumbuhi beraneka ragam pohon kayu langka dan sejumlah spesies burung yang hidup di hutan tersebut. Sekarang hutan pelawan sudah ditetapkan sebagai hutan keanekaragaman hayati," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2015