Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Reumatologi RS Sari Asih Ciputat Tangerang Selatan, Banten, dr. Linda Kurniaty Wijaya mengatakan semua organ tubuh manusia bisa terserang penyakit lupus dengan efek yang beragam.
Linda dalam keterangannya di Tangerang Selatan, Banten, Jumat, mengatakan penyakit lupus disebut dengan “seribu wajah” merupakan salah satu penyakit rematik autoimun dimana antibodi menyerang sel tubuhnya sendiri. Tingkat keparahannya bisa bervariasi, mulai ringan hingga berat sampai dapat mengancam jiwa.
Setiap orang memiliki keluhan yang tidak sama jika sudah terkena penyakit lupus. Ciri-cirinya adalah di kulit wajah misalnya bisa terlihat kemerahan seperti kupu-kupu. Gejala lain kulit menjadi kemerahan bila terpapar matahari, gejala demam, sakit sendi, kelainan darah, ginjal, jantung hingga menyerang otak.
"Wanita usia muda lebih banyak terserang penyakit ini. Penyebabnya memang belum diketahui pasti dan sampai saat ini penelitian masih terus berlanjut," kata dr Linda Kurniaty Wijaya.
Penyakit lupus juga dapat menyerupai penyakit lainnya sehingga diperlukan pemeriksaan laboratorium lanjutan untuk memastikan agar bisa segera dilakukan langkah-langkah penanganan yang tepat dan cepat.
Diagnosis penyakit di layanan kesehatan perlu dilakukan untuk memastikan seseorang tersebut apakah terkena penyakit lupus atau bukan. Jika memang sudah terkonfirmasi penyakit lupus maka tim medis akan segera melakukan pengobatan yang diberikan sesuai tingkat keparahannya.
Lupus yang terlambat diobati dan lupus yang berat seperti lupus dengan keterlibatan syaraf dan ginjal dapat menimbulkan kematian apabila tidak diobati sejak dini dan tepat.
Meski bisa mengkhawatirkan, Linda memastikan penyakit lupus bukanlah penyakit infeksi. Penyakit ini juga bukan penyakit yang dapat menular. Orang tidak perlu takut berdekatan dengan mereka yang terkena lupus.
“Genetik mempunyai peranan terhadap kejadian lupus, tetapi bukan berarti anak yang terlahir dari seorang ibu lupus akan menderita lupus juga. Mereka juga sering mengalami episode penyakitnya aktif atau kambuh dan episode lupusnya tenang dan remisi,” kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022
Linda dalam keterangannya di Tangerang Selatan, Banten, Jumat, mengatakan penyakit lupus disebut dengan “seribu wajah” merupakan salah satu penyakit rematik autoimun dimana antibodi menyerang sel tubuhnya sendiri. Tingkat keparahannya bisa bervariasi, mulai ringan hingga berat sampai dapat mengancam jiwa.
Setiap orang memiliki keluhan yang tidak sama jika sudah terkena penyakit lupus. Ciri-cirinya adalah di kulit wajah misalnya bisa terlihat kemerahan seperti kupu-kupu. Gejala lain kulit menjadi kemerahan bila terpapar matahari, gejala demam, sakit sendi, kelainan darah, ginjal, jantung hingga menyerang otak.
"Wanita usia muda lebih banyak terserang penyakit ini. Penyebabnya memang belum diketahui pasti dan sampai saat ini penelitian masih terus berlanjut," kata dr Linda Kurniaty Wijaya.
Penyakit lupus juga dapat menyerupai penyakit lainnya sehingga diperlukan pemeriksaan laboratorium lanjutan untuk memastikan agar bisa segera dilakukan langkah-langkah penanganan yang tepat dan cepat.
Diagnosis penyakit di layanan kesehatan perlu dilakukan untuk memastikan seseorang tersebut apakah terkena penyakit lupus atau bukan. Jika memang sudah terkonfirmasi penyakit lupus maka tim medis akan segera melakukan pengobatan yang diberikan sesuai tingkat keparahannya.
Lupus yang terlambat diobati dan lupus yang berat seperti lupus dengan keterlibatan syaraf dan ginjal dapat menimbulkan kematian apabila tidak diobati sejak dini dan tepat.
Meski bisa mengkhawatirkan, Linda memastikan penyakit lupus bukanlah penyakit infeksi. Penyakit ini juga bukan penyakit yang dapat menular. Orang tidak perlu takut berdekatan dengan mereka yang terkena lupus.
“Genetik mempunyai peranan terhadap kejadian lupus, tetapi bukan berarti anak yang terlahir dari seorang ibu lupus akan menderita lupus juga. Mereka juga sering mengalami episode penyakitnya aktif atau kambuh dan episode lupusnya tenang dan remisi,” kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022