Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Sekda Babel), Naziarto menekankan agar semua pihak terkait dapat memperkuat empat pilar strategis dalam menjaga inflasi bahan pangan di Bangka Belitung.
"Untuk menjaga inflasi kelompok bahan pangan bergejolak agar dalam kisaran 3 sampai 5 persen, kita harus melakukannya dengan memperkuat empat pilar strategis, yakni keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif (4K), serta menetapkan rekomendasi jangka pendek menengah dan rekomendasi jangka panjang," kata Naziarto, kepada para anggota Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Babel, di Pangkalpinang, Selasa.
Naziarto mengatakan, mencermati perkembangan inflasi di Kepulauan Babel, serta dalam rangka identifikasi rencana dan target pencapaian jangka menengah yang dituangkan dalam roadmap TPID Tahun 2022 sampai 2024, seluruh stakeholders perlu mengupayakan pelaksanaan kegiatan dan program pengendalian inflasi agar pencapaian inflasi Babel dapat berada dalam sasaran pemerintah, di kisaran tiga plus minus satu persen pada 2022.
Menurut Naziarto, dalam menghadapi tantangan Tahun 2022 di tengah permintaan konsumsi masyarakat yang meningkat, diperlukan sinergi yang kuat bagi stakeholders melalui implementasi sebagai inovasi program yang diarahkan untuk menjaga stabilitas pasokan dan kelancaran distribusi dengan meningkatkan pemenuhan pasokan dari dalam wilayah maupun dari luar wilayah yaitu melalui kerjasama antar daerah sehingga inflasi Tahun 2022 dapat terjaga.
Upaya tersebut diharapkan dapat mendorong peningkatan daya beli masyarakat. Inflasi yang stabil diharapkan bisa mendukung pertumbuhan ekonomi yang kuat dan berkesinambungan menuju Indonesia maju.
"Saya berharap kita dapat berpartisipasi aktif dalam mengawal momentum pertumbuhan ekonomi kedepan, dengan memperkuat sinergi, meretas batas, dan bekerjasama untuk menjadikan Kepulauan Bangka Belitung lebih baik lagi," harapnya.
Sementara itu Deputi Kepala Bank Indonesia, Agus Taufik mengatakan, kenaikan inflasi di Kepulauan Bangka Belitung 3 tahun terakhir didorong dari sisi permintaan. Kenaikan harga timah mendorong pendapatan masyarakat dan daya beli masyarakat. Hal ini membuat masyarakat mampu membeli bahan makanan meskipun terjadi kenaikan pada komoditi tersebut, seperti ikan.
"Meskipun terhitung cukup tinggi, namun secara historis 9 tahun rata-rata inflasi Kepulauan Bangka Belitung mencapai 4,33 persen (yoy)," ujarnya.
Di bulan Mei 2022, Kepulauan Bangka Belitung tercatat mengalami inflasi sebesar 1,35 persen (mtm) dan secara tahunan mengalami inflasi 6,97 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan capaian inflasi nasional dan wilayah Sumatera. Inflasi Mei 2022 utamanya didorong peningkatan pola konsumsi masyarakat pada perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN) Idul Fitri, libur panjang, dan penyelenggaraan event secara nasional.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022
"Untuk menjaga inflasi kelompok bahan pangan bergejolak agar dalam kisaran 3 sampai 5 persen, kita harus melakukannya dengan memperkuat empat pilar strategis, yakni keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif (4K), serta menetapkan rekomendasi jangka pendek menengah dan rekomendasi jangka panjang," kata Naziarto, kepada para anggota Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Babel, di Pangkalpinang, Selasa.
Naziarto mengatakan, mencermati perkembangan inflasi di Kepulauan Babel, serta dalam rangka identifikasi rencana dan target pencapaian jangka menengah yang dituangkan dalam roadmap TPID Tahun 2022 sampai 2024, seluruh stakeholders perlu mengupayakan pelaksanaan kegiatan dan program pengendalian inflasi agar pencapaian inflasi Babel dapat berada dalam sasaran pemerintah, di kisaran tiga plus minus satu persen pada 2022.
Menurut Naziarto, dalam menghadapi tantangan Tahun 2022 di tengah permintaan konsumsi masyarakat yang meningkat, diperlukan sinergi yang kuat bagi stakeholders melalui implementasi sebagai inovasi program yang diarahkan untuk menjaga stabilitas pasokan dan kelancaran distribusi dengan meningkatkan pemenuhan pasokan dari dalam wilayah maupun dari luar wilayah yaitu melalui kerjasama antar daerah sehingga inflasi Tahun 2022 dapat terjaga.
Upaya tersebut diharapkan dapat mendorong peningkatan daya beli masyarakat. Inflasi yang stabil diharapkan bisa mendukung pertumbuhan ekonomi yang kuat dan berkesinambungan menuju Indonesia maju.
"Saya berharap kita dapat berpartisipasi aktif dalam mengawal momentum pertumbuhan ekonomi kedepan, dengan memperkuat sinergi, meretas batas, dan bekerjasama untuk menjadikan Kepulauan Bangka Belitung lebih baik lagi," harapnya.
Sementara itu Deputi Kepala Bank Indonesia, Agus Taufik mengatakan, kenaikan inflasi di Kepulauan Bangka Belitung 3 tahun terakhir didorong dari sisi permintaan. Kenaikan harga timah mendorong pendapatan masyarakat dan daya beli masyarakat. Hal ini membuat masyarakat mampu membeli bahan makanan meskipun terjadi kenaikan pada komoditi tersebut, seperti ikan.
"Meskipun terhitung cukup tinggi, namun secara historis 9 tahun rata-rata inflasi Kepulauan Bangka Belitung mencapai 4,33 persen (yoy)," ujarnya.
Di bulan Mei 2022, Kepulauan Bangka Belitung tercatat mengalami inflasi sebesar 1,35 persen (mtm) dan secara tahunan mengalami inflasi 6,97 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan capaian inflasi nasional dan wilayah Sumatera. Inflasi Mei 2022 utamanya didorong peningkatan pola konsumsi masyarakat pada perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN) Idul Fitri, libur panjang, dan penyelenggaraan event secara nasional.
Editor : Bima Agustian
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022