Sekretaris Daerah Kabupaten Bangka Barat Muhammad Soleh mengajak warga berperan aktif dalam pencegahan kerusakan lingkungan guna meminimalkan risiko bencana.
"Kita harus sadar hidup di daerah rawan bencana dan memiliki risiko bencana tinggi, untuk itu perlu dibangun kesadaran bersama untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya bencana maupun mengurangi jatuh korban jiwa dan harta benda," kata Soleh di Mentok, Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Senin.
Berdasarkan hasil analisa data dan kajian akademis, ujar dia, menunjukkan Bangka Belitung merupakan daerah yang memiliki risiko bencana cukup tinggi, bahkan masuk tiga besar nasional.
"Kabupaten Bangka Barat memiliki indeks risiko bencana tinggi dan perlu disadari daerah ini setiap tahun ada bencana dan kita terus berupaya untuk dapat ditanggulangi," katanya.
Untuk membangun kesadaran dan kebiasaan masyarakat yang hidup di daerah rawan bencana, perlu edukasi berkelanjutan guna meminimalkan risiko bencana.
Menurut dia, kegiatan bimbingan teknis fasilitator dan sosialisasi Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) yang dilaksanakan BNPB Provinsi Babel merupakan salah satu langkah awal yang baik untuk membangun budaya sadar bencana tersebut.
Melalui kegiatan itu diharapkan bisa menjadi bekal untuk semua kader agar mampu menjadi fasilitator dan berperan aktif di masyarakat dalam sosialisasi dan edukasi mitigasi bencana.
"Kebencanaan bukan hanya tugas pemerintah, tetapi semua warga, dunia usaha dan lainnya. Kita mencoba meminimalkan bencana melalui edukasi yang ada, kemudian sampaikan kepada masyarakat sehingga warga dapat diingatkan untuk jangan lagi melakukan tindakan yang dapat merusak lingkungan seperti penebangan liar, penambangan yang di luar mitigasi," kata Soleh.
Selain edukasi, kata dia, beberapa waktu yang lalu juga telah dilaksanakan penanaman mangrove dan bibit tanaman keras di lokasi yang dianggap rawan di kaki Bukit Menumbing.
Pemkab Bangka Barat memberikan latihan berkelanjutan kepada para pemuda yang berkecimpung dalam penanggulangan bencana, sepreti tim Tagana, Tim Reaksi Cepat BPBD dan tim terpadu.
"Saya yakin dengan pola perencanaan program dan kegiatan melalui metode pelatihan, simulasi dan sebagainya akan dapat memitigasi bencana sesuai rencana sehingga mampu meminimalkan risiko korban," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022
"Kita harus sadar hidup di daerah rawan bencana dan memiliki risiko bencana tinggi, untuk itu perlu dibangun kesadaran bersama untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya bencana maupun mengurangi jatuh korban jiwa dan harta benda," kata Soleh di Mentok, Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Senin.
Berdasarkan hasil analisa data dan kajian akademis, ujar dia, menunjukkan Bangka Belitung merupakan daerah yang memiliki risiko bencana cukup tinggi, bahkan masuk tiga besar nasional.
"Kabupaten Bangka Barat memiliki indeks risiko bencana tinggi dan perlu disadari daerah ini setiap tahun ada bencana dan kita terus berupaya untuk dapat ditanggulangi," katanya.
Untuk membangun kesadaran dan kebiasaan masyarakat yang hidup di daerah rawan bencana, perlu edukasi berkelanjutan guna meminimalkan risiko bencana.
Menurut dia, kegiatan bimbingan teknis fasilitator dan sosialisasi Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) yang dilaksanakan BNPB Provinsi Babel merupakan salah satu langkah awal yang baik untuk membangun budaya sadar bencana tersebut.
Melalui kegiatan itu diharapkan bisa menjadi bekal untuk semua kader agar mampu menjadi fasilitator dan berperan aktif di masyarakat dalam sosialisasi dan edukasi mitigasi bencana.
"Kebencanaan bukan hanya tugas pemerintah, tetapi semua warga, dunia usaha dan lainnya. Kita mencoba meminimalkan bencana melalui edukasi yang ada, kemudian sampaikan kepada masyarakat sehingga warga dapat diingatkan untuk jangan lagi melakukan tindakan yang dapat merusak lingkungan seperti penebangan liar, penambangan yang di luar mitigasi," kata Soleh.
Selain edukasi, kata dia, beberapa waktu yang lalu juga telah dilaksanakan penanaman mangrove dan bibit tanaman keras di lokasi yang dianggap rawan di kaki Bukit Menumbing.
Pemkab Bangka Barat memberikan latihan berkelanjutan kepada para pemuda yang berkecimpung dalam penanggulangan bencana, sepreti tim Tagana, Tim Reaksi Cepat BPBD dan tim terpadu.
"Saya yakin dengan pola perencanaan program dan kegiatan melalui metode pelatihan, simulasi dan sebagainya akan dapat memitigasi bencana sesuai rencana sehingga mampu meminimalkan risiko korban," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022