Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung bersama Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) akan menggelar pameran foto sejarah dengan tajuk Pekik Merdeka! Adalah Salam Rakyat di Seluruh Pulau Bangka.
"Pameran ini dibuka untuk umum dengan menampilkan foto-foto lama yang dicetak ulang, sejumlah seputar peristiwa dan keseharian para pemimpin RI dalam kurun waktu Desember 1948 sampai Juli 1949 saat diasingkan di Kota Mentok," kata Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Barat Bambang Haryo Suseno di Mentok, Minggu.
Pameran berlangsung di halaman Museum Timah Indonesia Mentok mulai 26 Juli hingga 1 Agustus 2022. Rencananya Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) akan membuka pameran secara resmi pada Selasa (26/7) bersama Penjabat Gubernur Babel dan Fokopimda.
Pameran ini mengajak masyarakat mengenal sekaligus menggali arti penting nilai perjuangan para pemimpin RI dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan dari tangan Belanda.
Pada masa itu, sebanyak delapan pemimpin RI diasingkan Belanda ke Mentok setelah peristiwa Agresi Militer Belanda II. Mereka adalah Wakil Presiden sekaligus Perdana Menteri Mohamad Hatta, Sekretaris Negara A.G. Pringgodigdo, Ketua KNIP Assa’at, dan Kepala Sataf Angkatan Udara Soerjadi Soerjadarma yang dibawa Belanda ke Mentok pada tanggal 22 Desember 1948.
Selanjutnya, pada tanggal 31 Desember 1948, Belanda kembali membawa Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Ali Sastroamidjojo dan Ketua Delegasi Mohamad Roem menuju Mentok untuk menjalani pengasingan.
Rombongan terakhir yang diasingkan ke Mentok pada tanggal 6 Februari 1949 adalah Presiden Soekarno dan Menteri Luar Negeri Agus Salim. Dua tokoh ini dipindahkan dari dari Parapat, Sumatera Utara.
Keberadaan delapan tokoh Republik tersebut di Mentok berakhir pada 5 Juli 1949 dan bertolak kembali ke Yogyakarta sebagai ibu kota negara saat itu.
"Selain menggelar pameran foto sejarah, kami juga menyiapkan kegiatan sarasehan sejarah melalui layanan dalam jaringan dengan tema yang sama pada hari Kamis (28/7) mulai pukul 08.00 hingga 12.00 WIB.
Pembicara utama dalam sarasehan sejarah ini adalah Prof.Dr. Meutia Hatta Swasono (putri Drs. Mohamad Hatta), Ketua Komunitas Historia Indonesia Dr.dr. Rushdy Hoesein Alaydrus, M.Hum dan Dr. Restu Gunawan yang merupakan Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kekayaan Kebudayaan Kemendikbudristek Republik Indonesia.
Sarasehan sejarah daring ini terbuka untuk umum. Bagi yang ingin menggali informasi penting dan mengingatkan kembali peran Kota Mentok dan Pulau Bangka dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan RI dapat mendaftarkan diri di link https://forms.gle/my6pVqoVXeHv6c6i9 atau di nomor telepon atau WA 0813 6868 7100 dan 0813 7308 1400.
"Selain daring, sarasehan sejarah ini juga akan diselenggarakan melalui tatap muka atau luring di Museum Timah Indonesia Mentok, kegiatan akan dipandu Dr. Yan Megawandi, S.H., M.Si., Widyaiswara Ahli Utama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung," katanya.
Para peserta sarasehan luring merupakan undangan yang telah dibatasi sebanyak 50 orang, perwakilan akademisi, komunitas, serta pengamat dan penggiat sejarah yang ada di Kota Mentok.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022
"Pameran ini dibuka untuk umum dengan menampilkan foto-foto lama yang dicetak ulang, sejumlah seputar peristiwa dan keseharian para pemimpin RI dalam kurun waktu Desember 1948 sampai Juli 1949 saat diasingkan di Kota Mentok," kata Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Barat Bambang Haryo Suseno di Mentok, Minggu.
Pameran berlangsung di halaman Museum Timah Indonesia Mentok mulai 26 Juli hingga 1 Agustus 2022. Rencananya Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) akan membuka pameran secara resmi pada Selasa (26/7) bersama Penjabat Gubernur Babel dan Fokopimda.
Pameran ini mengajak masyarakat mengenal sekaligus menggali arti penting nilai perjuangan para pemimpin RI dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan dari tangan Belanda.
Pada masa itu, sebanyak delapan pemimpin RI diasingkan Belanda ke Mentok setelah peristiwa Agresi Militer Belanda II. Mereka adalah Wakil Presiden sekaligus Perdana Menteri Mohamad Hatta, Sekretaris Negara A.G. Pringgodigdo, Ketua KNIP Assa’at, dan Kepala Sataf Angkatan Udara Soerjadi Soerjadarma yang dibawa Belanda ke Mentok pada tanggal 22 Desember 1948.
Selanjutnya, pada tanggal 31 Desember 1948, Belanda kembali membawa Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Ali Sastroamidjojo dan Ketua Delegasi Mohamad Roem menuju Mentok untuk menjalani pengasingan.
Rombongan terakhir yang diasingkan ke Mentok pada tanggal 6 Februari 1949 adalah Presiden Soekarno dan Menteri Luar Negeri Agus Salim. Dua tokoh ini dipindahkan dari dari Parapat, Sumatera Utara.
Keberadaan delapan tokoh Republik tersebut di Mentok berakhir pada 5 Juli 1949 dan bertolak kembali ke Yogyakarta sebagai ibu kota negara saat itu.
"Selain menggelar pameran foto sejarah, kami juga menyiapkan kegiatan sarasehan sejarah melalui layanan dalam jaringan dengan tema yang sama pada hari Kamis (28/7) mulai pukul 08.00 hingga 12.00 WIB.
Pembicara utama dalam sarasehan sejarah ini adalah Prof.Dr. Meutia Hatta Swasono (putri Drs. Mohamad Hatta), Ketua Komunitas Historia Indonesia Dr.dr. Rushdy Hoesein Alaydrus, M.Hum dan Dr. Restu Gunawan yang merupakan Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kekayaan Kebudayaan Kemendikbudristek Republik Indonesia.
Sarasehan sejarah daring ini terbuka untuk umum. Bagi yang ingin menggali informasi penting dan mengingatkan kembali peran Kota Mentok dan Pulau Bangka dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan RI dapat mendaftarkan diri di link https://forms.gle/my6pVqoVXeHv6c6i9 atau di nomor telepon atau WA 0813 6868 7100 dan 0813 7308 1400.
"Selain daring, sarasehan sejarah ini juga akan diselenggarakan melalui tatap muka atau luring di Museum Timah Indonesia Mentok, kegiatan akan dipandu Dr. Yan Megawandi, S.H., M.Si., Widyaiswara Ahli Utama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung," katanya.
Para peserta sarasehan luring merupakan undangan yang telah dibatasi sebanyak 50 orang, perwakilan akademisi, komunitas, serta pengamat dan penggiat sejarah yang ada di Kota Mentok.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022