Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama (Dirut) Perum LKBN ANTARA Akhmad Munir mengatakan kegiatan pameran foto Selayang Minang yang diselenggarakan di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat salah satunya berangkat dari perjalanan sejarah pers nasional di Ranah Minang.
"Selain memiliki kedekatan sejarah, Perum LKBN Antara ingin membantu Bukittinggi tampil di tataran internasional sebagai destinasi wisata unggulan," kata Direktur Utama Perum LKBN ANTARA Akhmad Munir di Bukittinggi, Jumat.
Oleh karena itu, Antara sebagai kantor berita Indonesia terus mendorong Kota Bukittinggi dan daerah lainnya di Sumatera Barat untuk terus mengadakan kegiatan baik berskala nasional maupun internasional khususnya sektor pariwisata.
"LKBN Antara siap membantu termasuk mempromosikan pariwisata di Kota Bukittinggi," kata Cak Munir sapaan akrabnya.
Menurutnya, pameran foto bertajuk Selayang Minang tersebut merupakan sebuah bentuk penugasan dari pemerintah untuk menggelar event minimal enam kali dalam setahun.
Senada dengan itu, Kurator Galeri Foto Jurnalistik Antara (GFJA) Ismar Patrizki mengatakan terpilihnya Kota Bukittinggi sebagai lokasi pameran foto, tidak lepas dari sejarah kedekatan LKBN Antara dengan Ranah Minang.
Beberapa tokoh nasional seperti Mohammad Yamin yang lahir di Sawahlunto pernah menjadi Ketua Dewan Pengawas LKBN Antara. Kemudian, adik (beda ibu) dari Mohammad Yamin yakni Jamaluddin atau yang lebih dikenal dengan nama Adinegoro juga memiliki catatan sejarah dengan Kantor Berita yang berdiri pada 13 Desember 1937 tersebut.
Tokoh pers nasional tersebut diketahui juga pernah menjadi wartawan Antara. Kemudian pada 1962 Adinegoro didapuk sebagai anggota Dewan Pimpinan LKBN Antara.
"Sebagai wartawan dan tokoh pers nasional, Adinegoro ini didaulat sebagai perintis pers nasional dan namanya diabadikan PWI sebagai anugerah tertinggi di Indonesia," jelasnya.
Sementara itu, Wali Kota Bukittinggi Erman Safar mengatakan dipilihnya Bukittinggi sebagai lokasi pameran foto, merupakan sebuah bentuk identitas intelektual jurnalistik.
Sebab, dari kegiatan tersebut Erman Safar mengaku mendapatkan sebuah inspirasi yakni ingin menjadikan kota kelahiran Mohammad Hatta tersebut sebagai destinasi jurnalis Indonesia.
"Jadi, ke depannya apa yang ingin diketahui atau yang paling diburu oleh jurnalis di Indonesia, itu ada di Kota Bukittinggi. Baik itu dalam bentuk histori maupun simbol," ujarnya.